Al-Qur'anul Karim, sebagai kitab suci umat Islam, tersusun secara rapi berdasarkan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Susunan ini, meskipun di dalamnya terdapat Surah-surah yang turun lebih awal dan yang turun belakangan, telah ditetapkan berdasarkan ketetapan ilahiah dan petunjuk langsung dari Rasulullah. Salah satu Surah yang memiliki posisi unik karena kedekatannya dengan peristiwa bersejarah besar adalah Surah Al-Fil.
Urutan Surah Al-Fil dalam Mushaf
Pertanyaan mengenai surah al fil menempati urutan ke dalam alquran mengacu pada penomoran standar yang kita kenal saat ini dalam mushaf. Surah Al-Fil, yang namanya diambil dari kisah pasukan bergajah (Al-Fil), secara resmi menempati posisi sebagai **Surah ke-105** dalam urutan 114 Surah yang ada di dalam Al-Qur'an.
Fakta Penting: Surah Al-Fil adalah Surah ke-105, terletak sebelum Surah Al-Quraisy (Surah ke-106) dan setelah Surah Al-Humazah (Surah ke-104).
Meskipun Surah Al-Fil termasuk dalam golongan Surah Makkiyah (diturunkan sebelum Hijrah ke Madinah), urutannya dalam mushaf tidak mengikuti urutan kronologis turunnya wahyu secara ketat. Dalam kompilasi Al-Qur'an, urutan Surah didasarkan pada penetapan yang dilakukan oleh para sahabat di bawah bimbingan langsung Nabi Muhammad SAW, yang memisahkan Surah pendek seperti Al-Fil dari Surah-surah panjang yang mendahuluinya di bagian awal mushaf.
Konteks Penempatan Kronologis dan Mushaf
Dalam ilmu Ulumul Qur'an, terdapat dua jenis urutan yang sering dibahas: urutan Tauqifi (berdasarkan penetapan Nabi) dan urutan Nuzul (berdasarkan waktu turunnya wahyu). Surah Al-Fil, secara kronologis turunnya, termasuk dalam kelompok awal di periode Mekah. Beberapa riwayat bahkan menyebutkan bahwa Surah ini turun sesaat sebelum atau bersamaan dengan peristiwa penyerbuan Ka'bah oleh pasukan bergajah Yaman yang dipimpin oleh Abrahah.
Namun, susunan resmi yang kita pegang saat ini—yakni Surah Al-Fil menempati urutan ke-105—adalah urutan Mushaf. Urutan ini adalah hasil kompilasi final yang disepakati pada masa Utsmani (walaupun dasarnya sudah ada sejak zaman Nabi). Mayoritas ulama sepakat bahwa urutan ini adalah bagian dari ajaran yang diajarkan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau mengajarkan seluruh isi Al-Qur'an pada tahun wafatnya.
Kedekatan dengan Surah Al-Quraisy
Penempatan Surah Al-Fil sebagai Surah ke-105 sangat erat kaitannya dengan Surah berikutnya, yaitu Surah Al-Quraisy (ke-106). Kedua surah ini sering disebut sebagai 'Mutahharidatain' atau dua surah yang saling melengkapi dan berkaitan erat. Kisah Al-Fil menggambarkan ancaman eksternal (Abrahah) yang hendak merusak Ka'bah, sementara Surah Al-Quraisy menceritakan bagaimana Allah SWT melindungi kaum Quraisy (penjaga Ka'bah) dengan memberikan kemudahan perjalanan dagang mereka, sebagai balasan atas perlindungan Ka'bah tersebut.
Karena kedekatan tema ini, kedua surah tersebut hampir selalu berdampingan dalam setiap mushaf. Meskipun Al-Fil turun lebih awal daripada beberapa surah yang diletakkan di Juz 'Amma (juz terakhir), posisinya di urutan 105 menegaskan bahwa urutan dalam mushaf lebih mengutamakan keterkaitan makna dan arahan kenabian daripada urutan waktu turunnya wahyu.
Implikasi Pemahaman Urutan
Memahami bahwa Surah Al-Fil berada di urutan ke-105 membantu umat Islam dalam orientasi pembacaan dan hafalan Al-Qur'an. Surah ini, dengan ayatnya yang singkat namun sarat makna tentang kekuasaan Allah yang menghancurkan kesombongan, menjadi pengingat kuat di penghujung mushaf. Ini menunjukkan bahwa pesan tauhid dan pertolongan ilahi berlaku di setiap babak sejarah peradaban Islam, baik di awal maupun di akhir kompilasi kitab suci. Setiap surah, terlepas dari urutannya, memiliki kedudukan yang sama agungnya di hadapan Allah SWT.
Dengan demikian, Surah Al-Fil secara definitif menempati posisi sebagai penutup sebelum Surah Quraisy, menjadikannya Surah ke-105 dalam susunan mushaf standar yang diwariskan kepada seluruh umat Islam hingga hari ini.