Surah Al-Ikhlas, yang sering disebut sebagai "Surah Ahad" karena ayat pertamanya, adalah salah satu permata paling agung dalam Al-Qur'an. Terdiri hanya dari empat ayat pendek, surah ini memiliki kedalaman makna yang luar biasa, menjadi ringkasan sempurna mengenai konsep Tauhid—keesaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa membaca surah ini setara dengan sepertiga Al-Qur'an, menandakan betapa fundamentalnya ajaran yang terkandung di dalamnya.
Latar belakang turunnya surah ini juga penting. Para musyrikin Mekah pernah meminta Nabi Muhammad ﷺ untuk mendeskripsikan Tuhannya. Jawaban tegas dan lugas dari Allah melalui wahyu ini menjadi bantahan mutlak terhadap segala bentuk persekutuan atau penyamaan terhadap-Nya. Surah ini adalah deklarasi monoteistik yang paling murni.
Qul Huwallahu Ahad. (1)
Allāhus-samad. (2)
Lam yalid wa lam yūlad. (3)
Wa lam yakul lahū kufuwan ahad. (4)
Artinya: Katakanlah, "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia."
Setiap ayat dalam Surah Al-Ikhlas memancarkan pilar utama akidah Islam:
Mengapa Surah Ahad memiliki kedudukan setinggi itu? Karena ia bukan sekadar kisah atau petunjuk moral, melainkan merupakan definisi murni mengenai hakikat Ilahi. Ia adalah filter akidah. Jika seseorang memahami dan mengimani surah ini dengan benar, maka seluruh ibadahnya akan terpusat kepada Dzat yang memang layak disembah.
Banyak riwayat sahih menyebutkan bahwa membaca surah ini, baik dalam salat sunah maupun salat fardu, adalah cara untuk meraih kedekatan yang luar biasa dengan Allah. Mengamalkan makna Surah Al-Ikhlas berarti memurnikan niat dan hanya mencari keridhaan dari Yang Maha Tunggal. Dalam menghadapi hiruk pikuk dunia yang sering kali menyekutukan Allah dengan harta, popularitas, atau hawa nafsu, Surah Ahad menjadi pengingat konstan: Hanya kepada As-Samad kita berpihak.
Oleh karena itu, mempelajari dan merenungkan Surah Ahad secara mendalam memberikan ketenangan batin dan mengokohkan pondasi keimanan, karena kita telah mengenali Tuhan kita sebagaimana Dia memperkenalkan diri-Nya sendiri kepada kita. Keindahan Surah ini terletak pada kesederhanaan lafaznya yang menaungi keagungan makna yang tak terbatas.