Memahami Bacaan Sebelum Membaca Surat Al-Fatihah

Simbol Doa dan Mulai Salat B

Ilustrasi fokus memulai salat

Dalam rangkaian ibadah salat, Surat Al-Fatihah memegang posisi sentral sebagai rukun yang tidak boleh ditinggalkan. Namun, sebelum kita menyelami ayat-ayat agung dari Ummul Kitab tersebut, terdapat tahapan persiapan spiritual dan bacaan pembuka yang memiliki kedudukan penting. Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: sebelum membaca surat Al-Fatihah kita membaca apa?

Bacaan yang dimaksud adalah doa pembuka atau doa iftitah, yang dilakukan setelah mengucapkan takbiratul ihram (Allahu Akbar saat memulai salat) dan sebelum membaca Ta'awudz (A'udzu billahi minas syaithanir rajim) yang dilanjutkan dengan Al-Fatihah. Doa iftitah ini berfungsi sebagai jeda transisi, memfokuskan hati, dan memohon izin serta keberkahan untuk memulai perbincangan khusyuk dengan Sang Pencipta.

Kedudukan dan Tujuan Doa Iftitah

Meskipun bacaan Al-Fatihah adalah rukun, doa iftitah (atau doa pembuka salat) merupakan sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi mayoritas ulama, baik dalam salat fardu maupun sunnah. Keberadaannya menandakan kerendahan hati seorang hamba yang datang menghadap Tuhannya. Ia mengakui kebesaran Allah dan kelemahan dirinya sendiri sebelum memulai rukun utama.

Tujuan utama dari bacaan ini adalah untuk membersihkan niat dan menyempurnakan kekhusyukan. Dalam kesibukan duniawi, niat seringkali tercerai-berai. Doa iftitah bertindak sebagai "pembersih" batin, mempersiapkan jiwa agar benar-benar hadir (hadirul qalb) saat melafalkan ayat-ayat Al-Fatihah.

Contoh Bacaan yang Dibaca Sebelum Al-Fatihah

Ada beberapa riwayat shahih mengenai lafaz doa iftitah yang bisa diamalkan. Pilihan bacaan seringkali disesuaikan dengan mazhab atau kenyamanan pribadi berdasarkan riwayat yang paling diyakini keotentikannya. Dua bacaan paling masyhur adalah yang berasal dari riwayat Imam Muslim dan riwayat yang lebih panjang.

1. Bacaan Iftitah yang Populer (Riwayat Muslim)

Ini adalah salah satu lafaz yang paling sering diamalkan karena ringkas dan kuat dalilnya:

اللَّهُمَّ بَعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ

"Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana disucikannya pakaian putih dari kotoran."

2. Bacaan Iftitah yang Lebih Panjang

Ada juga lafaz yang lebih panjang, yang diawali dengan pujian kepada Allah (tahmid dan tasbih) dan pengakuan tauhid:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، اللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْبِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُطَهَّرُ الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ

"Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju, dan embun. Ya Allah, sucikanlah hatiku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana pakaian putih disucikan dari kotoran."

Urutan Setelah Takbiratul Ihram

Untuk memastikan kita tidak melewatkan urutan yang benar, mari kita lihat alur standar sebelum memasuki Al-Fatihah dalam salat Jahar (salat dengan suara keras, seperti Maghrib, Isya, dan Subuh), atau salat Sirr (salat tanpa suara, seperti Dzuhur dan Ashar):

  1. Takbiratul Ihram: Mengucapkan "Allahu Akbar" sambil mengangkat tangan.
  2. Doa Iftitah: Membaca salah satu lafaz di atas (Sunnah).
  3. Ta'awudz: Membaca "A'udzu billahi minas syaithanir rajim" (Sunnah).
  4. Basmalah: Membaca "Bismillahiir rahmaanir rahiim" (Sunnah/Wajib tergantung madzhab).
  5. Surat Al-Fatihah: Memulai rukun utama salat.

Dalam beberapa riwayat, terutama bagi imam yang ingin memperpanjang salat sunnah atau salat malam, doa iftitah yang lebih panjang seperti yang menyebutkan pujian kepada Allah (seperti doa iftitah yang dimulai dengan "Allahu Akbar kabira...") juga dianjurkan. Intinya, apa pun bacaan yang dipilih, ia berfungsi sebagai pembuka gerbang antara dunia dan hadirat Allah.

Pentingnya Konsistensi

Sangat disarankan bagi seorang Muslim untuk memilih satu jenis doa iftitah yang sesuai dengan pemahaman dan keyakinannya, lalu konsisten mengamalkannya. Konsistensi ini akan memudahkan lisan untuk mengucapkannya tanpa berpikir panjang, sehingga energi mental dan spiritual bisa sepenuhnya diarahkan untuk memahami makna dan kekhusyukan dalam membaca Surat Al-Fatihah setelahnya.

Dengan memahami bahwa sebelum Al-Fatihah kita membaca doa iftitah, kita mengisi jeda sunnah tersebut dengan pengakuan akan keagungan Allah, permohonan ampunan, dan penetapan niat yang murni. Ini adalah fondasi yang kokoh sebelum menapaki tiang-tiang utama salat. Memperhatikan setiap sunnah dalam ibadah, sekecil apa pun, menunjukkan kecintaan kita pada tuntunan Rasulullah ﷺ dan upaya untuk menyempurnakan amal ibadah kita di hadapan-Nya.

🏠 Homepage