Ilustrasi pesawat penumpang regional.
Pertanyaan mengenai kualitas maskapai penerbangan regional sering kali muncul, terutama bagi mereka yang baru pertama kali akan melakukan perjalanan menggunakan layanan tersebut. Salah satu maskapai yang cukup aktif melayani rute domestik di Indonesia adalah NAM Air. Pertanyaan utamanya tentu saja: apakah pesawat NAM Air bagus untuk digunakan?
Untuk menjawab apakah NAM Air "bagus" atau tidak, kita perlu melihat beberapa aspek fundamental yang membentuk pengalaman terbang: faktor keselamatan, ketepatan waktu (on-time performance), kondisi armada, serta pelayanan di kabin.
Dalam industri penerbangan, keselamatan adalah prioritas utama. NAM Air, sebagai bagian dari Sriwijaya Air Group, beroperasi di bawah pengawasan ketat regulator penerbangan Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud). Semua maskapai yang beroperasi di Indonesia wajib memenuhi standar keselamatan internasional dan nasional. Secara regulasi, NAM Air telah memenuhi persyaratan dasar untuk mengoperasikan penerbangan komersial.
Fokus pada usia armada juga penting. Meskipun NAM Air sering menggunakan pesawat turboprop seperti ATR 72-600, yang dikenal andal untuk rute pendek dan bandara dengan landasan terbatas, perawatan berkala harus dilakukan secara ketat. Ulasan dari berbagai sumber menunjukkan bahwa maskapai ini mematuhi jadwal perawatan yang ditetapkan oleh produsen dan otoritas penerbangan.
NAM Air dikenal secara dominan menggunakan pesawat jenis ATR 72-600. Pesawat jenis ini sangat cocok untuk menghubungkan kota-kota kecil atau daerah yang belum terjangkau oleh pesawat jet berbadan lebar. Bagi penumpang yang baru pertama kali naik ATR, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai kenyamanan.
Kabin ATR umumnya lebih kecil dibandingkan Boeing atau Airbus. Kapasitasnya terbatas, biasanya hanya sekitar 70-80 kursi. Ukuran kabin yang ringkas ini kadang membuat ruang kaki terasa lebih sempit, meskipun untuk penerbangan jarak pendek (yang menjadi spesialisasi NAM Air), hal ini umumnya masih dapat ditoleransi.
Secara umum, kondisi interior pesawat NAM Air (seperti kebersihan kursi dan kabin) sering mendapat ulasan yang cukup positif dalam kategori maskapai LCC (Low-Cost Carrier) atau regional. Namun, seperti halnya maskapai lain, konsistensi bisa bervariasi antar pesawat dan jadwal perawatan terakhirnya.
Faktor ketepatan waktu sering menjadi penentu utama persepsi penumpang terhadap kualitas maskapai. Maskapai regional seperti NAM Air yang mengandalkan jadwal padat dan pesawat yang lebih kecil, kadang lebih rentan terhadap keterlambatan yang disebabkan oleh faktor cuaca atau slot waktu di bandara kecil. Data OTP dapat berfluktuasi, namun secara umum, kinerja NAM Air berada di kisaran rata-rata maskapai sejenis di Indonesia.
Jika Anda terbang dari atau ke hub utama, keterlambatan mungkin lebih jarang terjadi dibandingkan jika Anda terbang ke destinasi yang sangat terpencil yang jadwal penerbangannya terbatas.
NAM Air diposisikan sebagai maskapai yang menawarkan harga tiket yang kompetitif, mirip dengan model bisnis LCC. Ini berarti fasilitas yang ditawarkan biasanya bersifat dasar. Penumpang umumnya mendapatkan kursi dan layanan penerbangan, sementara makanan dan minuman (inflight service) mungkin hanya tersedia untuk dibeli (purchase on board).
Pelayanan staf darat dan awak kabin adalah area yang subjektif. Banyak penumpang melaporkan interaksi yang ramah dan profesional. Namun, karena sifat LCC yang berfokus pada efisiensi operasional, tingkat layanan personal mungkin tidak setinggi maskapai full-service.
Menilai apakah pesawat NAM Air "bagus" sangat bergantung pada ekspektasi penumpang dan jenis rute yang diambil.
NAM Air bagus jika:
NAM Air mungkin kurang ideal jika:
Secara keseluruhan, NAM Air adalah pilihan yang valid dan aman untuk menghubungkan wilayah-wilayah yang dilayaninya, selama ekspektasi Anda selaras dengan profil maskapai regional yang beroperasi menggunakan armada ATR.