Panduan Lengkap Budidaya Kelapa Sawit Iyung Pahan

Ilustrasi Pohon Kelapa Sawit Gambar sederhana daun pelepah kelapa sawit dengan tandan buah segar di tengah.

Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan komoditas perkebunan vital di Indonesia. Varietas unggul seperti **Iyung Pahan** dikenal karena potensi hasil tandan buah segar (TBS) yang tinggi serta adaptabilitasnya terhadap berbagai jenis tanah. Panduan ini bertujuan memberikan informasi komprehensif mengenai budidaya sawit Iyung Pahan, mulai dari pemilihan bibit hingga panen.

1. Pemilihan Bibit Unggul Iyung Pahan

Kualitas bibit adalah fondasi utama keberhasilan perkebunan. Varietas Iyung Pahan seringkali merupakan hasil persilangan yang selektif, menawarkan karakteristik pertumbuhan yang cepat dan kematangan buah yang efisien.

2. Persiapan Lahan Tanam

Persiapan lahan yang matang meminimalisir persaingan nutrisi dan gulma pada awal pertumbuhan tanaman.

a. Penentuan Pola Tanam

Pola tanam yang paling umum digunakan adalah segitiga atau segi empat dengan jarak tanam ideal berkisar antara 8 x 8 meter atau 9 x 9 meter, tergantung kesuburan tanah dan topografi lahan.

b. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam idealnya dibuat jauh sebelum bibit ditanam, sekitar 1-2 bulan sebelumnya. Ukuran standar biasanya 50x50x50 cm. Tanah galian dicampur dengan pupuk dasar (misalnya fosfat) dan dikembalikan ke lubang.

3. Teknik Penanaman dan Pemeliharaan Awal

Penanaman bibit di lapangan harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan akar.

4. Perawatan Tanaman Dewasa dan Panen

Tanaman sawit Iyung Pahan umumnya mulai berbuah pada umur 3-4 tahun, namun produksi optimal dicapai setelah umur 7-8 tahun.

Manajemen Panen

Kunci keberhasilan panen adalah menentukan **kematangan buah** yang tepat. Buah yang terlalu muda menyebabkan rendemen minyak rendah, sedangkan buah yang terlalu matang (sebagian sudah jatuh) berisiko mengalami peningkatan kadar asam lemak bebas (FFA).

Pemanenan ideal dilakukan ketika persentase buah brondolan (buah lepas dari tandan) berada dalam batas standar, biasanya antara 5% hingga 10% dari total tandan.

Pemupukan Lanjutan

Pada fase produksi, kebutuhan kalium (K) meningkat signifikan. Pemupukan harus dilakukan secara teratur (biasanya 2-3 kali setahun) untuk mempertahankan produktivitas tandan.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit Umum

Pengendalian terpadu sangat penting untuk menjaga kesehatan kebun Iyung Pahan.

🏠 Homepage