Kelapa sawit (Elaeis guineensis) merupakan komoditas perkebunan vital di Indonesia. Varietas unggul seperti **Iyung Pahan** dikenal karena potensi hasil tandan buah segar (TBS) yang tinggi serta adaptabilitasnya terhadap berbagai jenis tanah. Panduan ini bertujuan memberikan informasi komprehensif mengenai budidaya sawit Iyung Pahan, mulai dari pemilihan bibit hingga panen.
1. Pemilihan Bibit Unggul Iyung Pahan
Kualitas bibit adalah fondasi utama keberhasilan perkebunan. Varietas Iyung Pahan seringkali merupakan hasil persilangan yang selektif, menawarkan karakteristik pertumbuhan yang cepat dan kematangan buah yang efisien.
- Pastikan bibit berasal dari pembibitan resmi dan terdaftar.
- Pilih bibit yang berusia antara 10 hingga 12 bulan saat akan ditanam di lapangan.
- Ciri bibit sehat: pelepah berjumlah 12-15 helai, tinggi sekitar 1 meter, dan tidak menunjukkan gejala penyakit daun.
2. Persiapan Lahan Tanam
Persiapan lahan yang matang meminimalisir persaingan nutrisi dan gulma pada awal pertumbuhan tanaman.
a. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam yang paling umum digunakan adalah segitiga atau segi empat dengan jarak tanam ideal berkisar antara 8 x 8 meter atau 9 x 9 meter, tergantung kesuburan tanah dan topografi lahan.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam idealnya dibuat jauh sebelum bibit ditanam, sekitar 1-2 bulan sebelumnya. Ukuran standar biasanya 50x50x50 cm. Tanah galian dicampur dengan pupuk dasar (misalnya fosfat) dan dikembalikan ke lubang.
3. Teknik Penanaman dan Pemeliharaan Awal
Penanaman bibit di lapangan harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan akar.
- Penanaman: Lepaskan polybag bibit secara perlahan. Letakkan bibit tegak lurus di tengah lubang tanam. Pastikan pangkal batang sejajar dengan permukaan tanah.
- Pemupukan Susulan: Pada fase awal (0-3 tahun), pemupukan harus intensif menggunakan kombinasi Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) sesuai rekomendasi hasil uji tanah setempat.
- Pengendalian Gulma: Jaga kebersihan areal sekitar tanaman muda (radius 1-2 meter) untuk memastikan nutrisi terserap maksimal oleh sawit muda.
4. Perawatan Tanaman Dewasa dan Panen
Tanaman sawit Iyung Pahan umumnya mulai berbuah pada umur 3-4 tahun, namun produksi optimal dicapai setelah umur 7-8 tahun.
Manajemen Panen
Kunci keberhasilan panen adalah menentukan **kematangan buah** yang tepat. Buah yang terlalu muda menyebabkan rendemen minyak rendah, sedangkan buah yang terlalu matang (sebagian sudah jatuh) berisiko mengalami peningkatan kadar asam lemak bebas (FFA).
Pemanenan ideal dilakukan ketika persentase buah brondolan (buah lepas dari tandan) berada dalam batas standar, biasanya antara 5% hingga 10% dari total tandan.
Pemupukan Lanjutan
Pada fase produksi, kebutuhan kalium (K) meningkat signifikan. Pemupukan harus dilakukan secara teratur (biasanya 2-3 kali setahun) untuk mempertahankan produktivitas tandan.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Umum
Pengendalian terpadu sangat penting untuk menjaga kesehatan kebun Iyung Pahan.
- Hama: Ulat api (menggerek pelepah) dan kumbang tanduk (menyerang batang) adalah hama yang umum. Pengendalian biologi seringkali lebih diutamakan.
- Penyakit: Penyakit busuk pangkal batang (disebabkan jamur) harus diwaspadai. Pencegahan dilakukan dengan menjaga drainase lahan dan menghindari luka pada pangkal batang saat pemeliharaan.