Representasi visual dari struktur berurutan dan koneksi.
Dalam pengembangan web menggunakan HTML, pengorganisasian konten adalah kunci utama untuk memastikan keterbacaan baik bagi pengguna maupun mesin pencari (SEO). Salah satu elemen fundamental untuk menyajikan data secara terstruktur adalah tag `<ol>`, singkatan dari Ordered List (Daftar Berurutan).
Berbeda dengan `<ul>` (Unordered List) yang menggunakan penanda bullet (seperti titik atau kotak), `<ol>` secara otomatis memberikan penomoran pada setiap item daftar menggunakan atribut bawaan browser.
Konten di dalam `<ol>` harus dibungkus menggunakan elemen turunan, yaitu `<li>` (List Item). Struktur ini sangat penting untuk menampilkan langkah-langkah prosedur, peringkat, atau urutan kronologis.
Berikut adalah urutan langkah-langkah dasar dalam membuat artikel web:
Secara default, penomoran dimulai dari 1. Namun, Anda dapat mengubah nilai awal ini menggunakan atribut `start` pada tag `<ol>`, misalnya `<ol start="5">` akan membuat daftar dimulai dari angka 5.
Elemen kedua yang sangat krusial adalah tag `<a>`, atau Anchor Tag. Tag inilah yang mengubah halaman statis menjadi World Wide Web yang saling terhubung. Fungsi utamanya adalah membuat hyperlink (tautan).
Atribut yang wajib ada dalam tag ini adalah href (Hypertext Reference). Atribut ini menentukan tujuan dari tautan tersebut, baik itu URL eksternal, halaman internal lainnya, atau bahkan menuju ID elemen tertentu di halaman yang sama.
Penggunaan tag `<a>` juga mencakup navigasi internal halaman (fragment identifiers). Jika Anda ingin mengarahkan pembaca langsung ke bagian tertentu dari artikel ini, Anda bisa menggunakan hash (#) diikuti dengan ID elemen tujuan.
mailto: atau tel:.Sebagai contoh, kita bisa membuat tautan ke halaman pencarian Google untuk melihat lebih lanjut mengenai topik ini. Perhatikan bagaimana penomoran dari <ol> sebelumnya berlanjut, meskipun kita berpindah topik di sini:
Cari referensi tambahan mengenai Tag HTML OL dan A di Google.
Dalam konteks mobile web, penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana tautan ditampilkan. Pengguna seluler mengandalkan sentuhan, sehingga ukuran area klik (padding tautan) harus cukup besar agar tidak salah menekan tautan lain di dekatnya. Penggunaan properti CSS seperti padding pada elemen turunan 'a' sangat disarankan dalam desain responsif.