Surat Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan," adalah surat pertama dalam Al-Qur'an dan merupakan rukun shalat yang tidak boleh ditinggalkan. Kesempurnaan shalat sangat bergantung pada kebenaran bacaan surat ini. Membaca Al-Fatihah dengan benar tidak hanya mencakup pengucapan huruf (makharijul huruf) yang tepat, tetapi juga panjang pendeknya (tajwid) dan pemahaman maknanya.
Kesalahan kecil dalam pengucapan, seperti mengubah satu huruf menjadi huruf lain, bisa mengubah arti kalimat secara drastis. Misalnya, perbedaan antara "an'amta" (yang Engkau beri nikmat) dan "an'amta" yang diucapkan kurang tepat, bisa menjadi fatal dalam konteks doa. Oleh karena itu, mempelajari makharijul huruf (tempat keluarnya huruf) dan hukum tajwid adalah keharusan bagi setiap muslim.
Berikut adalah panduan singkat mengenai penekanan pada beberapa huruf yang sering menjadi tantangan saat membaca surat al fatihah dengan benar:
Huruf Dhad (ض) adalah huruf yang paling khas dalam bahasa Arab dan dianggap sebagai salah satu huruf tersulit. Pengucapannya berasal dari sisi lidah yang menyentuh geraham atas. Pastikan Anda mengucapkan Al-Maghdubi dengan tekanan yang tepat, bukan sekadar seperti huruf 'D' biasa.
Berbeda dengan huruf Sin (س), huruf Shad (ص) dibaca dengan suara tebal (emphatic). Posisi lidah lebih terangkat ke langit-langit mulut saat mengucapkan Shirat.
Setiap bacaan harus memperhatikan hukum Mad. Misalnya, pada kata "Ar-Rahmaan" (الرَّحْمَـٰنِ), huruf Alif (ا) setelah Ra’ (ر) dibaca panjang dua harakat. Kesalahan dalam memanjangkan atau memendekkan bisa mengurangi kualitas bacaan Anda. Dalam shalat, kesalahan Mad yang signifikan bisa membatalkan bacaan jika mengubah makna.
Banyak muslim yang terbiasa membaca Al-Fatihah dengan cepat seiring waktu, yang seringkali menyebabkan hilangnya kejelasan makhraj dan tajwid. Beberapa kesalahan umum meliputi:
Kunci utama untuk menguasai membaca surat al fatihah dengan benar adalah pengulangan yang terstruktur. Jangan hanya membaca secara mekanis, tetapi fokus pada satu ayat setiap hari untuk menyempurnakan pengucapannya. Dengarkan rekaman bacaan qari' yang terkenal (seperti Syeikh Mishary Rasyid Alafasy atau Syeikh Hani Ar-Rifai) dan tirukan pelafalan mereka.
Setelah makhraj dan tajwid dasar dikuasai, renungkan makna setiap ayat. Pemahaman makna akan membantu Anda membaca dengan kekhusyuan (khusyu’), karena Anda tahu persis apa yang sedang Anda panjatkan kepada Allah SWT. Shalat akan menjadi lebih bermakna ketika setiap kata dalam Al-Fatihah terucap dengan kesadaran penuh.
Mayoritas ulama menganjurkan membaca ta'awwudz (A’udzu billahi minas syaithanir rajim) sekali di awal shalat, dan membaca basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) di setiap awal rakaat sebelum Al-Fatihah.
Usahakan semaksimal kemampuan Anda. Jika Anda telah berusaha keras mempelajari dan melatihnya namun tetap belum sempurna, shalat Anda tetap sah berdasarkan mayoritas pandangan ulama, asalkan tidak mengubah makna secara signifikan. Namun, kewajiban belajar tetap berlaku.
Semoga panduan ini membantu Anda mendekatkan diri kepada kesempurnaan dalam ibadah shalat.