Adzan adalah seruan sakral yang menandai dimulainya waktu salat fardu. Lebih dari sekadar pengumuman waktu, adzan adalah manifestasi ritual yang menghubungkan seorang Muslim dengan kewajiban agamanya. Ketika suara muazin mengalun, umat Islam di seluruh dunia memiliki tata cara spesifik dalam menyambut dan merespons panggilan tersebut. Jawaban untuk adzan bukan sekadar tradisi lisan, melainkan bentuk ketaatan dan pengakuan terhadap kebesaran Allah SWT.
Keutamaan Menjawab Adzan
Menjawab adzan dengan ucapan yang sesuai memiliki keutamaan yang sangat besar dalam ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa pun yang menjawab adzan dengan tulus, niscaya ia akan mendapatkan syafaat (pertolongan) di hari kiamat. Ini menunjukkan bahwa respons kita terhadap adzan adalah investasi spiritual yang signifikan.
Proses menjawab ini menunjukkan kesadaran penuh seorang hamba bahwa kini saatnya meninggalkan urusan duniawi sejenak dan menghadap kepada Sang Pencipta. Ini adalah dialog antara seorang hamba dengan seruan ilahi yang disampaikan melalui perantara muazin.
Tata Cara Praktis Menjawab Adzan
Ketika mendengar lafadz "Allahu Akbar, Allahu Akbar", jawaban yang dianjurkan adalah mengulanginya, yaitu mengucapkan "Allahu Akbar, Allahu Akbar". Ini adalah penegasan bahwa Allah Maha Besar, terlepas dari segala kesibukan yang sedang dihadapi.
Saat Muazin berkata: *Allahu Akbar, Allahu Akbar*
Jawaban Anda: *Allahu Akbar, Allahu Akbar*
Selanjutnya, ketika muazin mengucapkan "Asyhadu an laa ilaaha illallah" (Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah), maka jawabannya adalah mengikrarkan kembali syahadat tersebut:
Saat Muazin berkata: *Asyhadu an laa ilaaha illallah*
Jawaban Anda: *Asyhadu an laa ilaaha illallah*
Prosedur ini berlanjut hingga pengulangan syahadat Rasul, yaitu "Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah", yang dijawab dengan ucapan yang sama.
Respons Khusus pada Ajakan Salat
Terdapat dua bagian dalam adzan yang memerlukan respons khusus yang berbeda dari pengulangan lafadz sebelumnya. Ini adalah saat muazin menyerukan ajakan untuk melaksanakan salat dan untuk mencari keberuntungan melalui salat:
- Hayya 'ala ash-shalaah (Mari kita dirikan salat):
Jawaban Anda: Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah (Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan Allah).
- Hayya 'alal falaah (Mari kita raih kemenangan/keberuntungan):
Jawaban Anda: Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah (Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya dengan pertolongan Allah).
Pengucapan "Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah" menunjukkan bahwa kita menyadari bahwa kemampuan untuk bangkit dan menunaikan salat murni berasal dari kehendak dan kekuatan Allah, bukan dari kekuatan diri sendiri.
Penutup Adzan: Doa Setelah Adzan
Setelah muazin menyelesaikan seluruh rangkaian adzan dan mengakhiri dengan takbir penutup, umat Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa khusus setelah adzan. Doa ini merupakan permohonan kepada Allah agar memberikan kedudukan tertinggi (Al-Wasilah) kepada Nabi Muhammad SAW, serta mendoakan agar semua janji yang diserukan muazin dapat terpenuhi.
Doa yang umum diajarkan adalah memohon kepada Allah atas "Wasilah" dan "Fadhilah", serta memohon agar kita termasuk golongan yang mendapat syafaat Nabi pada hari kiamat.
Menjawab adzan secara konsisten dan sesuai tuntunan adalah cerminan konsistensi seorang Muslim dalam menjalankan ibadahnya. Ini adalah jeda singkat namun bermakna yang mengingatkan kita pada prioritas sejati dalam hidup, yaitu ketaatan kepada Allah SWT.