Adzan adalah seruan agung yang memanggil umat Islam untuk meninggalkan kesibukan duniawi dan menunaikan shalat. Di antara lima waktu shalat fardhu, adzan Subuh memiliki kekhasan tersendiri. Setelah muadzin mengucapkan dua kali lafadz "Allahu Akbar" dan dilanjutkan dengan syahadat, mereka akan menyerukan kalimat spesial untuk Subuh: "Asshalatu Khairum Minan Naum".
Makna Mendalam "Asshalatu Khairum Minan Naum"
Kalimat ini bukan sekadar pengumuman waktu salat, melainkan sebuah penekanan dan motivasi. Secara harfiah, "Asshalatu Khairum Minan Naum" berarti "Shalat itu lebih baik daripada tidur". Lafadz ini adalah penegasan bahwa keutamaan dan manfaat spiritual dari mendirikan shalat Subuh jauh melampaui kenyamanan sesaat dari melanjutkan tidur.
Pagi hari, terutama waktu Subuh, dikenal sebagai waktu yang penuh berkah. Di saat mayoritas makhluk masih terlelap dalam tidur, mereka yang berjuang melawan kantuk untuk menghadap Allah SWT akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa. Tidur memang hakikatnya adalah istirahat yang dibutuhkan tubuh, namun Islam mengajarkan bahwa ada prioritas yang lebih tinggi, yaitu ketaatan dan pengabdian kepada Sang Pencipta.
Bagaimana Jawaban yang Dianjurkan Saat Mendengar Lafadz Ini?
Ketika muadzin mengucapkan "Asshalatu Khairum Minan Naum" saat adzan Subuh, umat Islam dianjurkan untuk menjawabnya dengan lafadz yang spesifik. Berbeda dengan jawaban adzan di waktu lainnya yang umumnya diulang bersama muadzin, untuk kalimat ini, jawabannya adalah:
"Shadaqta wa Barirta"
Lafadz "Shadaqta wa Barirta" memiliki arti "Engkau benar dan engkau telah berbuat kebaikan (kebenaran)". Mengapa jawaban ini dipilih? Ini adalah bentuk pengakuan dan penegasan iman kita terhadap apa yang dikumandangkan oleh muadzin.
Ketika muadzin menyatakan bahwa shalat lebih baik daripada tidur, jawaban "Shadaqta wa Barirta" menunjukkan bahwa kita setuju sepenuhnya dengan seruan tersebut. Kita mengakui kebenaran bahwa meninggalkan kenikmatan duniawi sesaat demi meraih ridha Ilahi adalah pilihan yang bijaksana dan penuh keberkahan. Ini adalah respons aktif seorang mukmin terhadap panggilan ibadah.
Keutamaan Bangun untuk Shalat Subuh
Menjawab seruan ini dengan kesungguhan (yaitu dengan bangun dan bersuci untuk salat) adalah kunci keberuntungan di pagi hari. Rasulullah SAW bersabda bahwa shalat Subuh dan Ashar adalah dua waktu yang sangat berat bagi kaum munafik, namun ringan bagi orang yang tulus imannya. Menegakkan shalat Subuh menjamin keberkahan pada sisa hari yang akan dijalani.
Selain itu, malaikat siang dan malaikat malam berkumpul pada saat shalat Subuh. Kesaksian malaikat atas kehadiran seorang hamba yang shalat pada waktu tersebut merupakan kemuliaan yang tak ternilai. Inilah mengapa kita didorong untuk memprioritaskan panggilan ini di atas kenyamanan fisik sesaat.
Ketika Anda mendengar lantunan adzan Subuh, khususnya bagian "Asshalatu Khairum Minan Naum", jangan biarkan panggilan mulia itu berlalu begitu saja. Ucapkanlah "Shadaqta wa Barirta" dengan penuh kesadaran, dan segera siapkan diri untuk meraih rahmat dan keberkahan yang dijanjikan Allah SWT bagi mereka yang memilih shalat di atas tidur.
Langkah Setelah Menjawab Adzan Subuh
Setelah menjawab dengan "Shadaqta wa Barirta", sunnah berikutnya adalah membaca do'a setelah adzan, yaitu:
"Allahumma Rabbah-Dawah At-Taammah, was-Shalatil Qaa’imah, Aati Muhammadanil Washeelata wal Fadhilah, wab’atshu Maqaman Mahmudil-ladzi Wa’adtah."
Doa ini memohon kepada Allah agar memberikan kedudukan mulia (wasilah dan fadhilah) kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, segera lakukan wudhu. Rasa sejuk air wudhu di pagi hari yang dingin akan membantu menyegarkan jiwa dan pikiran, mempersiapkan Anda sepenuhnya untuk menghadap Sang Khalik. Kesadaran penuh saat menunaikan shalat Subuh adalah hadiah terbaik dari perjuangan melawan kantuk.
Maka, setiap kali fajar menyingsing dan Anda mendengar suara adzan, ingatlah makna agung di balik kalimat tersebut. Shalat adalah prioritas, dan meninggalkan tidur demi ketaatan adalah tanda keikhlasan. Dengan demikian, pagi Anda akan dimulai dengan ketenangan, keberkahan, dan ridha dari Allah SWT, jauh lebih berharga daripada tidur nyenyak sesaat.