Visualisasi momen persiapan sholat fajar.
Di antara panggilan adzan dan dimulainya salat berjamaah, terdapat satu momen singkat namun sarat makna yang disebut **Iqomah**. Iqomah (atau iqamah) adalah seruan kedua yang menandakan bahwa sholat wajib segera dilaksanakan. Khususnya dalam konteks **Iqomah Sholat Subuh**, momen ini memiliki keistimewaan tersendiri, mengingat posisi Sholat Subuh sebagai penanda dimulainya aktivitas dunia setelah istirahat malam.
Sholat Subuh adalah sholat yang dilakukan saat terbit fajar shadiq (fajar yang benar-benar menyebar di ufuk timur). Keutamaannya sangat besar, di mana malaikat menyaksikan peralihan penjagaan malam ke siang. Ketika suara Iqomah Subuh berkumandang, itu adalah isyarat tegas bahwa kita harus segera meninggalkan kenyamanan kasur dan menyambut panggilan Ilahi.
Secara tata cara, bacaan Iqomah memiliki kesamaan dengan adzan, namun dengan beberapa perbedaan krusial. Perbedaan yang paling mendasar adalah penekanan pada kalimat "Qad qāmatish-shalāh" (Sholat telah didirikan) yang diucapkan dua kali, setelah kalimat "Hayya ‘alal-falāh" (Marilah menuju kemenangan).
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Asyhadu an-lā ilāha illallāh
Asyhadu anna Muhammadar rasūlullāh
Hayya ‘alash-shalāh
Hayya ‘alal-falāh
Qad qāmatish-shalāh, Qad qāmatish-shalāh
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Lā ilāha illallāh
Dalam pelaksanaannya, Iqomah diucapkan lebih cepat dan tidak dipanjangkan seperti adzan. Hal ini bertujuan agar jamaah segera masuk ke dalam sholat tanpa jeda waktu yang terlalu lama setelah adzan, terutama dalam kondisi Sholat Subuh di mana suasana masih dingin dan kantuk masih menyelimuti.
Menghadiri dan merespons **Iqomah Sholat Subuh** secara berjamaah membawa janji pahala yang luar biasa. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa sholat yang paling berat bagi kaum munafik adalah sholat Isya dan Subuh. Oleh karena itu, kesiapan kita untuk segera berdiri ketika mendengar Iqomah Subuh menjadi bukti nyata keikhlasan dan keteguhan iman kita.
Ada beberapa poin penting terkait respons terhadap Iqomah Subuh:
Kesiapan fisik dan mental sangat mempengaruhi kualitas sholat kita. Imam masjid biasanya memberikan jeda antara adzan dan iqomah sekitar 10 hingga 20 menit. Jeda ini idealnya digunakan untuk menyempurnakan wudhu, mengenakan pakaian terbaik, dan membaca doa setelah adzan.
Ketika Iqomah dikumandangkan, pastikan kita sudah berada di dalam masjid atau setidaknya sudah dekat dengan tempat sholat. Mengabaikan Iqomah dan tetap santai setelah mendengar seruan tersebut menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap waktu sholat berjamaah yang telah ditetapkan. Ingatlah, **Iqomah Sholat Subuh** adalah momentum terakhir untuk memutuskan antara tidur yang menyenangkan dengan keridhaan Allah SWT.
Marilah kita jadikan setiap lantunan Iqomah Subuh sebagai pengingat bahwa keberkahan hari dimulai dari ketaatan kita di waktu fajar. Dengan semangat ini, setiap muslim akan berusaha keras agar tidak tertinggal dari takbiratul ihram bersama imam, sebuah kesempatan emas yang dijanjikan keutamaan besar oleh agama kita.
Memahami makna dan hukum merespons Iqomah, terutama saat Subuh, akan meningkatkan kesadaran spiritual kita. Ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi puncak dari perjuangan melawan rasa malas dan godaan dunia sesaat sebelum matahari terbit sepenuhnya.