Aglonema, tanaman hias yang populer dengan corak daunnya yang memesona, selalu menjadi buruan para kolektor. Untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi, para pembudidaya sering kali mengandalkan teknik perbanyakan massal. Salah satu metode yang paling efisien, terutama untuk menghasilkan ribuan anakan dalam waktu singkat, adalah melalui kultur jaringan. Namun, dalam konteks budidaya rumahan atau skala menengah, istilah diven tisu Aglonema sering muncul, merujuk pada tahap awal atau hasil dari proses perbanyakan yang berbasis kultur jaringan, yaitu anakan yang baru dipindahkan dari media agar ke media tanam permanen.
Istilah "diven tisu" adalah kependekan atau bahasa sehari-hari dari "divisi (pembagian) dari kultur jaringan" atau transfer anakan hasil lab (tissue culture) ke media tanam yang sesungguhnya. Anakan Aglonema yang dihasilkan dari kultur jaringan awalnya tumbuh dalam kondisi steril di dalam botol berisi media agar yang kaya nutrisi. Setelah mencapai ukuran tertentu, mereka harus dipindahkan (dikenal sebagai tahap aklimatisasi atau *hardening*) ke media luar. Proses pemindahan inilah yang sering disebut sebagai "diven tisu."
Tantangan utama dalam tahap ini adalah memastikan anakan yang masih sangat rentan ini mampu beradaptasi dengan lingkungan luar yang mengandung mikroorganisme dan fluktuasi suhu serta kelembapan. Kegagalan dalam proses diven tisu Aglonema sering kali menyebabkan kematian massal pada bibit karena syok lingkungan.
Keberhasilan dalam membesarkan bibit dari botol kultur jaringan hingga menjadi tanaman siap jual sangat bergantung pada ketelitian dalam setiap langkah pemindahan. Berikut adalah tahapan kunci yang perlu diperhatikan:
Bibit yang akan dipindahkan harus memiliki ukuran minimal 2-3 cm dan memiliki beberapa helai daun sejati. Sebelum dikeluarkan dari botol, pastikan bibit sudah memiliki sistem akar yang cukup kuat. Proses pengeluaran dari botol harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar akar yang halus tidak rusak.
Media agar harus dicuci bersih dari sisa-sisa nutrisi. Pencucian idealnya dilakukan dengan air mengalir suhu ruang. Sisa agar yang menempel dapat menjadi sumber jamur dan bakteri yang akan merusak bibit muda. Setelah dicuci, bibit sering direndam sebentar dalam larutan fungisida ringan atau zat anti-jamur untuk pencegahan.
Ini adalah fase terpenting dalam diven tisu Aglonema. Bibit harus dikenalkan secara bertahap pada lingkungan luar. Tempatkan bibit di ruangan dengan kelembapan sangat tinggi (mendekati 90%) dan naungan penuh (teduh total). Media tanam awal biasanya berupa campuran yang sangat poros, seperti sekam bakar atau moss yang sudah direndam air.
Setelah bibit menunjukkan pertumbuhan daun baru yang sehat (tanda aklimatisasi berhasil), mereka bisa dipindahkan ke media yang lebih permanen, meskipun masih dalam skala kecil. Media harus ringan, memiliki aerasi baik, dan mampu menahan kelembapan tanpa menjadi becek.
Komposisi media yang sering direkomendasikan untuk transisi dari tahap tisu meliputi:
Perbandingan yang umum digunakan adalah 1:1:0.5. Selama beberapa bulan awal setelah diven tisu Aglonema, fokus utama adalah mendorong perkembangan akar yang kuat dan pertumbuhan daun yang stabil sebelum tanaman dikenai sinar matahari penuh.
Pembudidaya sering menghadapi beberapa kendala saat melakukan transfer ini:
Dengan perawatan yang konsisten dan kesabaran, bibit hasil kultur jaringan atau yang sering disebut hasil diven tisu Aglonema ini akan tumbuh menjadi koleksi Aglonema yang cantik dan subur.