Ketika berbicara tentang kuliner Tionghoa di Indonesia, nama bakmi selalu menempati posisi istimewa. Namun, di antara variasi yang tak terhitung jumlahnya, ada satu hidangan yang mempertahankan kesederhanaan namun kaya akan sejarah dan cita rasa otentik: Bakmi Shanghai. Berbeda dengan bakmi Jawa yang manis atau bakmi ayam ala Jakarta yang seringkali dipenuhi topping melimpah, Bakmi Shanghai menawarkan pengalaman bersantap yang lebih fokus pada kualitas mi dan bumbu dasar yang kuat.
Inti dari kelezatan Bakmi Shanghai terletak pada dua elemen utama: tekstur mi dan saus dasarnya. Mi yang digunakan seringkali berbentuk lebih tipis (seperti mie telur halus) atau sedikit kenyal, namun yang paling khas adalah cara penyajiannya yang sering kali mengutamakan rasa gurih mendalam yang berasal dari kaldu tulang yang direbus lama serta minyak babi (jika disajikan secara tradisional) atau minyak ayam berkualitas tinggi.
Berbeda dengan mi yang direbus hingga lembek, Bakmi Shanghai idealnya disajikan dengan tingkat kematangan al dente, memungkinkan sensasi kenyal yang memuaskan saat dikunyah. Saus dasarnya biasanya merupakan perpaduan harmonis antara kecap asin berkualitas, sedikit minyak wijen, dan seringkali diberi sedikit minyak cabai (lao gan ma atau sejenisnya) yang memberikan aroma pedas yang khas tanpa menghilangkan keaslian rasa mi itu sendiri.
Istilah "Shanghai" dalam konteks kuliner merujuk pada gaya masakan dari wilayah pesisir timur Tiongkok. Di Indonesia, hidangan ini dibawa oleh gelombang imigran yang kemudian beradaptasi dengan bahan lokal. Meskipun versi otentik mungkin sulit ditemukan, banyak restoran Tionghoa legendaris berhasil mempertahankan esensi Bakmi Shanghai.
Salah satu ciri khas yang membedakannya adalah penggunaan topping. Seringkali, Bakmi Shanghai disajikan dengan daging cincang berbumbu (sering disebut sebagai 'topping lolo' atau daging cincang kecap), potongan jamur shiitake, dan irisan sawi hijau yang direbus sebentar. Keharmonisan tekstur antara mi yang kenyal, daging yang gurih, dan sedikit renyahnya sayuran inilah yang membuat hidangan ini begitu digemari oleh para penikmat sejati masakan Tionghoa klasik.
Untuk mendapatkan pengalaman maksimal saat menyantap Bakmi Shanghai, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Meskipun tren makanan cepat saji terus berkembang, permintaan untuk Bakmi Shanghai yang tradisional tetap kuat. Ini membuktikan bahwa kesederhanaan yang dieksekusi dengan baik akan selalu menemukan tempat di hati para pencinta kuliner. Mencari warung atau restoran yang masih mempertahankan resep kuno adalah sebuah petualangan kuliner tersendiri yang patut dicoba oleh siapa pun yang ingin merasakan akar dari kuliner mi di Asia Tenggara.
Sensasi kunyahan yang pas dan aroma gurih yang menguar dari piring adalah janji yang selalu ditepati oleh hidangan klasik ini.
Artikel ini membahas kelezatan dan sejarah Bakmi Shanghai.