Gambar ilustrasi babi pedaging yang sehat.
Budidaya babi pedaging merupakan salah satu sektor peternakan yang memiliki potensi keuntungan besar, terutama di negara dengan permintaan daging babi yang tinggi. Keberhasilan dalam usaha ini tidak hanya bergantung pada harga pasar, tetapi juga pada manajemen budidaya yang efisien, mulai dari pemilihan bibit, pemberian pakan, hingga pengendalian penyakit. Fokus utama peternak adalah mencapai bobot potong ideal dalam waktu sesingkat mungkin dengan biaya pakan yang efektif.
Langkah awal yang sangat krusial adalah pemilihan bibit. Babi pedaging yang ideal biasanya berasal dari persilangan ras yang memiliki karakteristik pertumbuhan cepat (pertambahan berat badan harian atau ADG yang tinggi) dan efisiensi konversi pakan (FCR) yang baik. Bibit yang dipilih harus bebas dari cacat fisik, lincah, dan memiliki riwayat kesehatan yang baik. Untuk peternakan skala komersial, umumnya digunakan babi jenis Duroc, Yorkshire, atau persilangannya karena dikenal memiliki laju pertumbuhan yang sangat baik di fase penggemukan.
Kesehatan dan kenyamanan babi sangat dipengaruhi oleh lingkungan kandang. Kandang yang dirancang dengan baik harus menyediakan ventilasi yang memadai untuk mengurangi penumpukan amonia dan kelembapan. Amonia yang tinggi dapat menyebabkan iritasi pernapasan dan menurunkan nafsu makan babi. Selain itu, kepadatan kandang harus diatur secara ketat. Terlalu padat dapat menyebabkan stres, peningkatan agresi (saling gigit ekor atau telinga), serta mempercepat penyebaran penyakit. Idealnya, setiap babi pedaging memerlukan ruang lantai yang cukup agar dapat bergerak dan beristirahat dengan nyaman. Suhu lingkungan yang optimal untuk babi pedaging biasanya berkisar antara 20°C hingga 25°C.
Pakan menyumbang biaya operasional terbesar dalam budidaya babi, sering kali mencapai 60% hingga 70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, efisiensi pakan adalah kunci profitabilitas. Pakan babi pedaging harus memenuhi kebutuhan nutrisi yang bervariasi sesuai fase pertumbuhannya:
Penggunaan bahan baku pakan lokal yang terjangkau, seperti bungkil kedelai, dedak padi, atau sumber protein alternatif (jika memungkinkan dan teruji keamanannya), dapat membantu menekan biaya tanpa mengorbankan performa pertumbuhan. Pemberian pakan harus dilakukan secara teratur sesuai jadwal.
Pencegahan penyakit jauh lebih hemat daripada pengobatan. Biosekuriti adalah protokol wajib yang harus diterapkan di setiap peternakan. Ini mencakup pembatasan akses orang luar, sterilisasi peralatan yang masuk, serta karantina bagi hewan baru yang didatangkan. Program vaksinasi harus dijalankan secara ketat sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter hewan untuk melindungi babi dari penyakit umum seperti PRRS (Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome), Hog Cholera, dan Mycoplasma. Deteksi dini tanda-tanda penyakit, seperti lesu, demam, atau diare, sangat penting untuk mengisolasi individu sakit sebelum terjadi wabah luas.
Untuk memastikan bahwa manajemen berjalan sesuai rencana, peternak harus rutin melakukan pencatatan. Data yang perlu dipantau meliputi:
Dengan memantau metrik ini, peternak dapat mengidentifikasi hambatan dalam sistem budidaya mereka, seperti pakan yang kurang optimal atau sanitasi yang buruk, dan segera melakukan penyesuaian. Budidaya babi pedaging yang sukses adalah hasil dari kombinasi antara genetika unggul, nutrisi tepat, dan manajemen lingkungan yang terkontrol ketat.