Yang Benar: Al-Fatihah atau Al-Fatihah?

الفاتحة (Al-Fatihah) Surah Pembuka

Ilustrasi penulisan nama surah pembuka Al-Qur'an.

Dalam dunia Islam, kesalahan penulisan atau pengucapan seringkali terjadi, terutama pada istilah-istilah Arab yang sudah menyerap ke dalam bahasa Indonesia. Salah satu istilah yang paling sering menimbulkan kebingungan adalah nama surah pertama dalam Al-Qur'an, yaitu Al-Fatihah. Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah: manakah penulisan yang benar, apakah Al-Fatihah atau Al-Fatihah?

Memahami Akar Kata dan Transliterasi

Untuk menjawab pertanyaan ini secara akurat, kita perlu merujuk pada kaidah transliterasi (pemindahan tulisan dari huruf Arab ke huruf Latin) dan standar penulisan yang berlaku dalam konteks keagamaan di Indonesia. Nama surah ini berasal dari bahasa Arab: الفاتحة (Al-Fātiḥah).

Huruf Arab yang menjadi kunci di sini adalah huruf Ta' (ت), yang dilambangkan dengan 'T' dalam transliterasi. Dalam konteks penulisan yang mendekati kaidah standar, huruf 'T' harus diwakili oleh huruf 'T' (bukan 'H'). Jika kita mendengar pengucapan yang cenderung terdengar seperti "Al-Fatihah" (dengan 'H' di akhir), itu mungkin disebabkan oleh dialek atau adaptasi pelafalan dalam bahasa lisan sehari-hari, namun secara normatif, penulisan yang diterima adalah yang menggunakan 'T'.

Standar Penulisan dalam Publikasi Keagamaan

Mayoritas penerbit Al-Qur'an resmi di Indonesia, lembaga-lembaga kajian Islam terkemuka, serta panduan tata bahasa Indonesia yang mengatur penyerapan istilah asing, sepakat menggunakan ejaan Al-Fatihah.

Penulisan "Al-Fatihah" mencerminkan transliterasi yang lebih presisi dari huruf aslinya. Kata "Al-Fatihah" sendiri berarti 'Pembukaan'. Kesalahan penulisan menjadi Al-Fatihah kemungkinan besar muncul karena kebiasaan lidah Indonesia yang seringkali menyederhanakan atau mengubah bunyi konsonan tertentu agar lebih mudah diucapkan dalam struktur fonetik bahasa Indonesia. Huruf 'H' seringkali digunakan secara substitutif atau penambahan yang tidak sesuai dengan akar kata aslinya.

Mengapa Akurasi Penting?

Meskipun dalam konteks komunikasi santai, kesalahan kecil dalam penulisan nama surah mungkin tidak dianggap fatal, namun dalam ranah ibadah formal dan studi keilmuan, akurasi adalah segalanya. Kesalahan penulisan atau pelafalan dalam Al-Qur'an dapat berimplikasi pada pemahaman makna atau bahkan kesempurnaan ibadah, meskipun untuk nama surah, fokus utamanya lebih kepada penjagaan otentisitas istilah.

Oleh karena itu, ketika merujuk pada surah pembuka yang merupakan rukun utama dalam shalat kita, penggunaan ejaan yang benar—yaitu Al-Fatihah—sangat dianjurkan. Ini menunjukkan penghormatan terhadap teks suci dan komitmen terhadap kebenaran linguistik yang diwariskan.

Kesimpulan

Secara tegas, penulisan yang benar dan baku, sesuai dengan kaidah transliterasi dan standar penulisan keagamaan di Indonesia, adalah Al-Fatihah. Penulisan "Al-Fatihah" adalah varian yang kurang tepat dan sebaiknya dihindari dalam konteks formal maupun ketika mengajarkan ilmu agama kepada orang lain. Kehati-hatian dalam penulisan istilah-istilah agama adalah bagian dari upaya menjaga kemurnian ajaran.

Perhatikan selalu akar kata Arabnya (Al-Fātiḥah) saat Anda menulis. Dengan menggunakan ejaan yang tepat, kita memastikan bahwa istilah yang kita gunakan merujuk pada sumber aslinya dengan cara yang paling akurat dalam konteks bahasa Indonesia.

🏠 Homepage