Urutan dan Penempatan Surah Al-Lahab dalam Al-Qur'an

Al-Qur'anul Karim adalah kitab suci umat Islam yang terdiri dari 114 surah. Setiap surah memiliki urutan yang telah ditetapkan berdasarkan ketetapan ilahi (tauqifi) dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Pertanyaan mengenai urutan surah Al-Lahab dalam Al-Qur'an berada setelah surah apa sering muncul di kalangan pembaca atau penghafal Al-Qur'an pemula.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut secara spesifik, Surah Al-Lahab, yang juga dikenal dengan nama Surah Masad, menempati posisi yang sangat jelas dalam mushaf standar. Surah ini adalah surah ke-111 dari keseluruhan 114 surah. Posisi ini menempatkannya di antara surah-surah pendek penutup Al-Qur'an.

Surah Sebelum Al-Lahab: Surah Al-Masd

Jika kita mengikuti urutan mushaf yang kita kenal saat ini, urutan surah Al-Lahab dalam Al-Qur'an berada setelah surah yang mendahuluinya, yaitu Surah Al-Kafirun. Surah Al-Kafirun adalah surah ke-109, diikuti oleh Surah An-Nasr (ke-110), dan kemudian Surah Al-Lahab (ke-111).

Namun, perlu diperhatikan bahwa terkadang terjadi kebingungan dalam penamaan. Surah Al-Lahab memiliki nama lain, yaitu Surah Al-Masad. Nama ini diambil dari ayat terakhir surah tersebut: "Fi hatjihim hablum min masad" (Pada lehernya ada tali sabut).

Surah An-Nasr (No. 110) Surah Al-Lahab (No. 111)

Visualisasi posisi Surah Al-Lahab setelah Surah An-Nasr.

Konteks Penempatan Surah Al-Lahab

Susunan surah dalam mushaf Al-Qur'an mengikuti tertib yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, meskipun urutan turunnya surah (nuzul) berbeda dengan urutan penulisan dalam mushaf (tartib). Surah Al-Lahab termasuk surah pendek yang turun di Mekkah (makkiyah), berisi ancaman tegas Allah SWT kepada Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW, dan istrinya.

Secara kronologis penulisan dalam mushaf, Al-Lahab berada di bagian akhir, setelah surah-surah panjang dan pendek lainnya yang menutup bab-bab utama Al-Qur'an. Setelah Al-Lahab (111), berturut-turut adalah Surah Al-Ikhlas (112), Surah Al-Falaq (113), dan Surah An-Nas (114), yang merupakan tiga surah pelindung (Mu'awwidzatain) yang sangat utama.

Jadi, untuk memperjelas, urutan yang benar adalah: Surah An-Nasr (110), kemudian Surah Al-Lahab (111), dan setelahnya Surah Al-Ikhlas (112). Pembacaan atau penghafalan Al-Qur'an secara berurutan memudahkan pemahaman alur kisah dan pesan-pesan yang disampaikan dalam rangkaian surah tersebut.

Mengapa Urutan dalam Mushaf Penting?

Meskipun memahami urutan turunnya wahyu (nuzul) memiliki keutamaan tersendiri dalam studi tafsir, urutan yang ada di dalam mushaf standar (tartib) adalah yang wajib diikuti saat membaca atau shalat. Susunan ini mencerminkan hikmah tertentu yang dipandang lebih sesuai untuk penutup kitab suci. Surah-surah pendek penutup seringkali berfungsi sebagai pengingat tentang tauhid (keesaan Allah), perlindungan dari kejahatan, dan permohonan pertolongan di akhir bacaan.

Surah Al-Lahab memberikan pelajaran tegas mengenai konsekuensi penolakan terhadap dakwah Islam. Peletakannya setelah Surah An-Nasr, yang memberikan janji pertolongan dan kemenangan bagi Nabi, berfungsi sebagai kontras yang kuat: meskipun kemenangan akan datang, ancaman bagi para penentang juga sudah dipastikan.

Kesimpulannya, jika Anda merujuk pada mushaf standar yang digunakan secara universal, urutan surah Al-Lahab dalam Al-Qur'an berada setelah Surah An-Nasr (surah ke-110) dan mendahului Surah Al-Ikhlas (surah ke-112). Memahami posisi ini sangat membantu dalam mengorganisir hafalan dan meningkatkan kekhusyukan saat menelusuri ayat-ayat suci.

Setiap surah, terlepas dari urutannya, memiliki kedudukan yang agung. Namun, mengetahui posisi spesifik seperti ini membantu para pelajar untuk lebih terstruktur dalam kajian mereka terhadap Al-Qur'an, menjadikannya sebuah kitab yang utuh dan teratur dari awal hingga akhir.

🏠 Homepage