Ilustrasi visualisasi panggilan salat
Adzan adalah seruan agung yang menjadi penanda dimulainya waktu salat fardu. Disyariatkan sejak masa Rasulullah SAW, adzan memiliki tata cara dan urutan lafaz yang baku berdasarkan ajaran Islam. Memahami urutan adzan yang benar bukan sekadar masalah hafalan, tetapi juga bagian dari penghormatan terhadap syiar Islam. Kekeliruan dalam urutan atau penambahan lafaz yang tidak sesuai sunnah dapat mengurangi kesempurnaan dari ibadah ini.
Adzan secara umum terdiri dari lafaz takbir (Allahu Akbar), syahadat (persaksian), shalawat kepada Nabi, dan diakhiri dengan seruan untuk datang menunaikan salat dan kembali kepada kemenangan (Al-Falah) serta takbir penutup. Urutan ini harus diucapkan secara berurutan tanpa terputus, kecuali jeda yang sangat singkat antar kalimat.
Berikut adalah susunan lafaz adzan yang sahih dan dipegang oleh mayoritas umat Islam di seluruh dunia:
Terdapat satu lafaz tambahan yang spesifik dan hanya dibaca saat adzan Subuh, yaitu "Ash-shalaatu khairum minan naum" (Salat itu lebih baik daripada tidur). Lafaz ini harus disisipkan pada posisi yang tepat dalam urutan adzan Subuh. Jika tidak dibacakan, adzan Subuh dianggap tidak sempurna secara sunnah.
Urutan adzan Subuh adalah sebagai berikut:
Setelah adzan selesai, biasanya dilanjutkan dengan iqamah, yaitu seruan kedua yang menandakan bahwa salat berjamaah akan segera dimulai. Urutan lafaz iqamah sangat mirip dengan adzan, namun terdapat beberapa perbedaan kunci yang harus diperhatikan oleh muazin.
Perbedaan utama pada iqamah adalah:
Urutan baku iqamah adalah: Allahu Akbar (2x), Syahadat (masing-masing 1x), Hayya 'alas shalah (1x), Hayya 'alal falah (1x), Qad qaamatis shalah (2x), Allahu Akbar (2x), Laa ilaaha illallah (1x).
Keteraturan dalam lafaz adzan mencerminkan kesempurnaan ajaran Islam. Adzan dimulai dengan Tauhid (pengesaan Allah), diikuti dengan penetapan risalah kenabian Muhammad SAW. Kemudian, ajakan praktis untuk meninggalkan kesibukan duniawi demi ibadah ("Hayya 'alas shalah") dan meraih keberuntungan hakiki ("Hayya 'alal falah"). Setiap urutan memiliki tujuan spiritual yang mendalam. Dengan mengikuti urutan adzan yang benar, seorang muazin menjalankan sunnah Nabi dengan penuh ketelitian, memastikan panggilan suci ini tersampaikan dengan format yang telah ditetapkan sejak awal syariat. Hal ini juga membantu umat Islam untuk lebih fokus dan siap memasuki dimensi kekhusyukan saat salat akan dimulai.