Ilustrasi Kesucian Pembuka Wahyu
Surat Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan", adalah surah pertama dalam mushaf Al-Qur'an dan memiliki kedudukan yang sangat agung. Ia disebut juga sebagai Ummul Kitab (Induk Al-Qur'an) karena merangkum seluruh esensi ajaran Islam di dalamnya. Ketika seorang Muslim melaksanakan salat, membaca ayat pertama dari surah ini adalah ritual wajib yang tak terpisahkan.
Ayat pertama dari surat agung ini merupakan fondasi dari semua pujian dan pengakuan tauhid yang akan diikuti oleh ayat-ayat selanjutnya. Memahami makna di baliknya akan meningkatkan kekhusyukan dalam setiap gerakan shalat.
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
(Bismillahirrahmanirrahim)Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ayat "Bismillahirrahmanirrahim" seringkali diperdebatkan statusnya dalam hitungan ayat Al-Fatihah. Mayoritas ulama Syafi'i, Hambali, dan Hanafi berpendapat bahwa ayat ini adalah bagian integral dari ayat pertama Al-Fatihah (ayat 1), sementara ulama Malikiyah menganggapnya sebagai pemisah antara surah sebelum dan sesudah Al-Fatihah, dan bukan bagian dari ayat pertama itu sendiri.
Huruf "Bi" dalam bahasa Arab berarti "dengan" atau "menggunakan". Dalam konteks ini, ia menunjukkan permulaan atau alat. Ini adalah penegasan bahwa setiap langkah, setiap ucapan, dan setiap tindakan besar harus diawali dengan izin dan nama pemegang kuasa tertinggi di alam semesta.
Kata "Ism" berarti nama. Mengucapkan nama Allah berarti menisbatkan segala sesuatu yang akan dilakukan kepada zat yang memiliki nama tersebut. Ini adalah bentuk penyerahan diri total kepada Kehendak Ilahi.
Ini adalah nama diri (Ism Dzat) Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, satu-satunya yang berhak disembah. Pengucapan nama ini menegaskan keesaan dan keunikan zat yang kita pinta pertolongan-Nya.
Ar-Rahman (Maha Pengasih) merujuk pada sifat kasih sayang Allah yang sangat luas dan meliputi seluruh makhluk-Nya di dunia, baik yang beriman maupun yang tidak beriman. Ini adalah kasih sayang yang bersifat umum (universal).
Ar-Rahim (Maha Penyayang) merujuk pada sifat kasih sayang Allah yang secara khusus ditujukan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan taat, terutama di akhirat kelak. Terdapat perbedaan tipis antara Rahman dan Rahim, namun keduanya menekankan bahwa sifat dasar Allah adalah rahmat, bukan murka.
Mengapa "Bismillahirrahmanirrahim" harus dibaca di setiap awal perbuatan, terutama dalam Al-Fatihah? Ayat ini adalah kunci pembuka. Ketika kita membacanya, kita sedang mengumumkan kepada diri sendiri dan alam semesta bahwa apa yang akan kita lakukan (yaitu, memuji Allah) tidak dilakukan atas kekuatan kita sendiri, melainkan dengan pertolongan dan izin-Nya.
Dalam shalat, ini adalah pengakuan bahwa ibadah terpenting ini adalah sebuah kehormatan yang hanya mungkin terlaksana karena Allah telah melimpahkan rahmat dan mengizinkan kita berdiri di hadapan-Nya. Ayat ini menumbuhkan rasa rendah hati (tawadhu') sebelum kita melangkah pada pujian penuh (Alhamdulillah) di ayat kedua.
Bagi umat Islam yang menjalani kehidupan sehari-hari, membiasakan diri memulai aktivitas dengan lafaz ini membantu memindahkan fokus dari ego pribadi menuju kesadaran akan kehadiran dan pengawasan Tuhan. Apabila setiap tindakan didasarkan pada nama Allah Yang Maha Pengasih, diharapkan tindakan tersebut menjadi berkah dan dijauhkan dari keburukan.
Oleh karena itu, ayat pertama Al-Fatihah ini bukan sekadar pengantar formalitas ibadah, melainkan sebuah deklarasi tauhid yang padat makna, mengajarkan bahwa sumber segala kekuatan, kasih sayang, dan keberkahan adalah Allah SWT semata.
Memahami dan merenungkan kedalaman makna "Bismillahirrahmanirrahim" secara mendalam akan menjadi fondasi spiritual yang kokoh, menjadikan seluruh rangkaian shalat kita jauh lebih bermakna dan diterima di sisi-Nya. Ini adalah pintu gerbang menuju pemahaman Surah Al-Fatihah secara keseluruhan yang puncaknya adalah permohonan petunjuk jalan yang lurus (Shiratal Mustaqim).