Kisah Pasukan Gajah dan Ayat Kelima Al-Fil

Visualisasi Ayat Al Fil Ayat 5

Medan Pertempuran

Ilustrasi visualisasi kehancuran pasukan gajah.

Ilustrasi daun dan batu-batu kecil yang menghancurkan formasi besar pasukan gajah yang bergerak di malam hari.

Surah Al-Fil Ayat 5 (Arab, Latin, dan Terjemahan)

فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ

Latin: Fa ja'alahum ka'ashfim ma'kul.

Terjemahan: Maka Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (hancur lebur).

Penjelasan Mendalam Ayat Kelima

Ayat kelima dari Surah Al-Fil ini merupakan puncak dari narasi pertolongan Allah SWT kepada Ka'bah melalui kehancuran total pasukan bergajah Abrahah. Setelah pada ayat-ayat sebelumnya dijelaskan kedatangan pasukan tersebut dan bagaimana Allah mengirimkan burung Ababil yang membawa batu-batu kerikil panas, ayat kelima memberikan kesimpulan dramatis mengenai nasib mereka.

"Maka Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (hancur lebur)."

Perumpamaan ini sangat kuat dan kaya makna. Kata "ka'ashfim ma'kul" secara harfiah berarti 'seperti ampas/daun yang telah dimakan'. Dalam konteks linguistik Arab klasik, daun yang telah dimakan (misalnya oleh ulat atau hewan ternak) akan menjadi tinggal serpihan-serpihan kecil, tidak berbentuk, dan tidak bernilai lagi. Tidak ada sisa kekuatan atau struktur yang tersisa dari daun tersebut.

Dampak Perumpamaan

Dengan membandingkan pasukan gajah yang besar, kuat, dan dilengkapi dengan persenjataan canggih dengan daun yang dimakan, Al-Qur'an menekankan beberapa poin penting:

  1. Kehancuran Total: Tidak ada yang tersisa dari kekuatan militer Abrahah. Mereka tidak hanya dikalahkan, tetapi dimusnahkan hingga menjadi serpihan yang tidak berarti.
  2. Mudahnya Pertolongan Allah: Sebanyak apapun pasukan dan sekuat apapun rencana mereka, Allah mampu menghancurkannya semudah memakan sehelai daun. Ini menegaskan bahwa kekuatan fisik manusia tidak berarti di hadapan kekuasaan Ilahi.
  3. Simbol Kelemahan: Mereka yang datang untuk menghancurkan kemuliaan Baitullah, justru berakhir dalam kondisi paling hina, dikalahkan oleh burung-burung kecil yang membawa batu seukuran kacang.

Konteks Sejarah dan Keajaiban

Kisah pasukan gajah ini terjadi sesaat sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, menjadikannya salah satu mukjizat yang membuktikan kebesaran Allah sebelum diutusnya beliau sebagai nabi. Ayat ini menegaskan bahwa Allah adalah Pelindung sejati tempat-tempat suci-Nya. Ketika kaum Quraisy yang saat itu masih dalam masa jahiliyah pun menyaksikan dan merenungkan peristiwa ini, hal tersebut menjadi bukti nyata atas keilahian kekuatan yang melindungi Mekkah.

Peristiwa ini tidak hanya sekadar kemenangan militer, tetapi merupakan intervensi ilahi yang spektakuler. Pasukan Abrahah, yang terdiri dari ribuan tentara dan puluhan gajah, porak-poranda oleh hujan batu panas yang dijatuhkan oleh burung-burung kecil. Ayat 5 menutup kisah tersebut dengan gambaran definitif tentang hasil akhir: kehancuran total, membuat mereka tidak lebih berharga dari ampas makanan yang dibuang.

Refleksi Makna

Mempelajari Surah Al-Fil, terutama ayat kelima, memberikan pelajaran tentang kesombongan dan pertolongan Allah. Setiap kali kita membaca tuliskan surah al fil ayat ke 5, kita diingatkan bahwa rencana jahat yang didasari kesombongan dan niat merusak tempat ibadah akan selalu gagal total di hadapan kehendak Allah SWT. Kekuatan yang paling dahsyat di alam semesta adalah kekuatan yang berasal dari keyakinan murni kepada Sang Pencipta.

🏠 Homepage