Surah Al-Fil (Gajah) adalah surah ke-105 dalam urutan mushaf Al-Qur'an dan merupakan salah satu surah pendek yang sarat makna. Surah ini menceritakan sebuah peristiwa luar biasa yang terjadi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu upaya penghancuran Ka'bah oleh pasukan besar yang dipimpin oleh seorang raja Yaman bernama Abrahah. Ayat pertama dari surah ini menjadi pembuka kisah yang mengagumkan tersebut.
Transliterasi: Alam tara kayfa fa'ala rabbuka bi-ashabil-fiil.
Artinya: "Apakah kamu (Muhammad) tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah melakukan terhadap golongan gajah?"
Ilustrasi visual sederhana tentang peristiwa pasukan gajah.
Ayat pertama ini dimulai dengan sebuah pertanyaan retoris: "Alam tara?" (Apakah kamu tidak melihat/memperhatikan?). Dalam retorika Arab klasik, pertanyaan ini tidak bertujuan meminta jawaban ya atau tidak. Sebaliknya, ini adalah metode penekanan yang kuat, menunjukkan betapa jelas dan besarnya peristiwa yang akan disebutkan.
Allah SWT seolah-olah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW (dan secara implisit, kepada seluruh umat manusia), "Apakah kamu tidak menyaksikan atau mendengar tentang keajaiban besar yang telah Aku lakukan?" Peristiwa penghancuran pasukan Abrahah adalah peristiwa yang sangat terkenal di kalangan bangsa Arab pada masa itu, bahkan menjadi penanda tahun (dikenal sebagai 'Amul Fil' atau Tahun Gajah).
Meskipun peristiwa ini terjadi sekitar 50-60 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, penekanan melalui pertanyaan ini memiliki beberapa fungsi penting:
Golongan Gajah adalah tentara besar yang dipimpin oleh Abrahah bin Ash-Shabah, seorang raja Kristen dari Yaman (saat itu bagian dari kerajaan Himyar). Abrahah membangun sebuah gereja megah (disebut Al-Qalis) di Sana'a dan berniat mengalihkan jalur haji bangsa Arab dari Ka'bah di Mekkah ke gerejanya.
Ketika orang-orang Arab menolak mengalihkan ibadah mereka dan bahkan melakukan tindakan penghinaan terhadap gereja tersebut, Abrahah murka. Ia mengumpulkan pasukan besar, termasuk beberapa ekor gajah—yang pada masa itu merupakan simbol kekuatan militer terbesar dan paling menakutkan. Tujuannya jelas: menghancurkan Ka'bah agar pusat peribadatan berpindah ke Yaman.
Ayat pertama, "Alam tara kayfa fa'ala rabbuka bi-ashabil-fiil," berfungsi sebagai pembuka dramatis. Kata "fa'ala" (telah melakukan) menyiratkan bahwa tindakan Allah bukanlah tindakan yang sederhana, melainkan sebuah intervensi besar yang mengubah jalannya sejarah. Allah tidak hanya membiarkan mereka gagal, tetapi Dia bertindak dengan cara yang spektakuler dan tak terduga, yang akan dijelaskan secara rinci pada ayat-ayat berikutnya. Ini adalah janji perlindungan Ilahi bagi tempat yang Dia pilih sebagai pusat ibadah monoteistik di bumi.
Pemahaman mendalam terhadap ayat pertama ini menyiapkan pembaca untuk menyaksikan demonstrasi kuasa Allah yang absolut, di mana kekuatan militer terbesar di dunia (gajah) dihancurkan oleh sesuatu yang dianggap paling lemah dan tidak berarti—seekor burung kecil.