Dalam studi Nahwu (sintaksis) dan Sharaf (morfologi) bahasa Arab, Al Fi'il (الفعل) memegang peranan sentral. Fi'il secara harfiah berarti 'kata kerja' atau 'perbuatan'. Namun, tidak seperti kata kerja dalam banyak bahasa lain, sebuah fi'il dalam bahasa Arab membawa beban informasi yang sangat kaya hanya dalam bentuk akarnya. Elemen paling mendasar yang membedakan fi'il adalah kaitannya erat dengan dimensi waktu.
Memahami "tulisan Al Fi'il" berarti memahami bagaimana bahasa Arab mengkodekan waktu—masa lalu, masa kini/akan datang, dan perintah—langsung ke dalam bentuk kata itu sendiri. Struktur inilah yang menjadikan bahasa Arab begitu presisi dalam mengomunikasikan momen terjadinya suatu peristiwa.
Secara garis besar, setiap kata kerja dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga kategori waktu utama, yang masing-masing memiliki penanda morfologis (perubahan bentuk) yang jelas:
Fi'il Madi merujuk pada suatu aksi yang telah selesai dilakukan di masa lalu. Ciri khasnya adalah penambahan sufiks (akhiran) yang menunjukkan pelaku dan jumlahnya. Bentuk dasarnya selalu digunakan untuk bentuk lampau orang ketiga tunggal maskulin (misalnya: كَتَبَ - kataba, dia telah menulis). Penanda waktu di sini bersifat implisit atau ditunjukkan oleh perubahan vokal dan penambahan sufiks pelaku (seperti -tu untuk saya, -ta untuk kamu).
Fi'il Madi bersifat Mabni (tetap/tidak berubah) pada akar dasarnya, kecuali ketika ditambah dengan dhomir muttashil (kata ganti sambung).
Fi'il Mudhari' adalah kategori yang lebih kompleks karena mencakup dua dimensi waktu: sedang terjadi (present continuous) dan akan terjadi (future). Penanda utamanya adalah prefiks (awalan) yang ditambahkan pada akar kata, seperti alif, nun, ya', atau ta' (singkatnya: أَنَيْتُ - anaitu).
Uniknya, Fi'il Mudhari' ini bersifat Mu'rab (berubah/fleksibel) tergantung pada partikel yang mendahuluinya. Jika didahului oleh partikel nasab (seperti لَنْ - lan untuk negasi masa depan) atau jazm (seperti لَمْ - lam untuk negasi lampau), bentuk akhirnya akan berubah. Tanpa partikel tersebut, ia berada dalam keadaan Marfu' (default).
Fi'il Amr adalah kata kerja perintah. Ini hanya muncul dalam bentuk orang kedua (kamu). Pembentukannya seringkali memerlukan penghilangan huruf tertentu atau penambahan hamzah washal pada Fi'il Mudhari' yang belum ditasrif.
Penting untuk dicatat bahwa Fi'il Amr juga bersifat Mabni. Ia mengekspresikan keinginan agar aksi dilakukan di masa depan (setelah perintah diucapkan).
Perbedaan antara Madi dan Mudhari' dalam bahasa Arab bukanlah sekadar penambahan imbuhan; ini adalah perubahan paradigma yang mendasar. Fi'il Madi berpusat pada kesempurnaan aksi, sementara Mudhari' berpusat pada keberlanjutan atau kemungkinan aksi. Struktur ini memungkinkan penutur bahasa Arab menyampaikan nuansa temporal yang sangat spesifik.
Sebagai contoh, hanya dengan mengubah awalan Mudhari' dari yaktubu (sedang menulis) menjadi sa-yaktubu (akan menulis dengan penekanan singkat) atau saufa yaktubu (akan menulis dengan penekanan lebih jauh), kita dapat membedakan rentang waktu akan datang yang berbeda, sesuatu yang seringkali memerlukan konstruksi kalimat lengkap dalam bahasa lain.
Studi mendalam tentang "tulisan Al Fi'il" adalah kunci utama untuk menguasai kefasihan bahasa Arab, karena penguasaan kata kerja secara otomatis memberikan pemahaman tentang waktu, pelaku, dan bahkan objek yang terlibat dalam sebuah kalimat. Dengan mengenali pola-pola ini, seorang pelajar dapat memecah kalimat Arab yang kompleks menjadi unit-unit logis yang mudah dipahami.