Memahami Surah Al-Fil Melalui Tafsir Ibnu Katsir

Ilustrasi Gajah dan Burung Ababil Representasi visual dari pasukan gajah yang diserang burung-burung kecil. Gajah Ababil Kekuasaan Allah

Pengantar Surah Al-Fil

Surah Al-Fil (Gajah) adalah surah ke-105 dalam Al-Qur'an yang terdiri dari lima ayat pendek namun sarat makna. Surah ini secara eksplisit menceritakan kisah luar biasa tentang bagaimana Allah SWT melindungi Ka'bah dari kehancuran di tangan pasukan Yaman yang dipimpin oleh Abrahah, seorang raja dari Yaman yang berkuasa di masa itu. Kisah ini merupakan mukjizat nyata yang terjadi sebelum Rasulullah Muhammad SAW dilahirkan, menjadi pertanda agung akan datangnya perlindungan ilahi bagi rumah suci-Nya.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
(1) أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
(2) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
(3) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
(4) تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ
(5) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ

Penjelasan Detail Menurut Tafsir Ibnu Katsir

Imam Ibnu Katsir, dalam kitab tafsirnya yang masyhur, memberikan penjelasan mendalam yang berlandaskan pada riwayat-riwayat sahih (atsar) dan pemahaman dari para sahabat. Ketika menafsirkan ayat pertama, "Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?" Ibnu Katsir menekankan bahwa ini adalah pertanyaan retoris yang bertujuan menguatkan keimanan dan menunjukkan kekuasaan Allah.

Kisah Pasukan Gajah dan Rencana Kehancuran

Ibnu Katsir menjelaskan latar belakang peristiwa ini. Abrahah Al-Asyram ingin menghancurkan Ka'bah karena ia telah membangun gereja besar di Shan'a, Yaman, yang ia harapkan dapat menandingi kemuliaan Ka'bah dan mengalihkan rute haji umat Arab. Ketika ia melihat sedikit sekali orang yang datang ke gerejanya, timbullah niat buruknya untuk menghancurkan pusat ibadah kaum Quraisy tersebut.

Ibnu Katsir mengutip riwayat yang menyebutkan bahwa Abrahah membawa pasukan besar yang terdiri dari tentara dan beberapa ekor gajah, termasuk seekor gajah besar yang sangat ditakuti. Tujuan utama mereka adalah merobohkan Ka'bah hingga rata dengan tanah.

Kegagalan Tipu Daya (Kaid)

Ayat kedua, "Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?" dijelaskan oleh Ibnu Katsir sebagai puncak dari kegagalan total rencana Abrahah. Semua persiapan, kekuatan militer, dan strategi yang mereka susun hancur lebur sebelum mencapai tujuannya. Ibnu Katsir menekankan bahwa tidak ada tipu daya, betapapun besarnya, yang dapat berhasil jika berlawanan dengan kehendak dan rencana Allah SWT. Allah membatalkan rencana mereka bukan dengan kekuatan yang sepadan, melainkan dengan cara yang sangat tidak terduga.

Kedatangan Burung Ababil

Inti dari pertolongan ilahi termaktub dalam ayat ketiga dan keempat: "Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung-burung yang bergelombang (secara berombongan). Yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar."

Menurut Ibnu Katsir, burung-burung ini (Ababil) datang dalam kelompok-kelompok besar, berulang kali datang dan pergi, menunjukkan konsistensi serangan. Batu-batu yang dilemparkan bukan batu biasa, melainkan batu dari tanah liat yang dibakar (Sijjīl), yang berarti batu tersebut sangat keras dan panas, seperti batu neraka. Ketika batu ini mengenai tubuh pasukan gajah, Ibnu Katsir menggambarkan bagaimana batu tersebut menembus kulit mereka hingga ke tulang, menghancurkan mereka dari dalam.

Pelajaran Akhir: Kehancuran Total

Ayat penutup, "Maka Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (hancur)." Ini adalah metafora visual yang sangat kuat. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa pasukan besar dan gagah berani itu hancur lebur hingga menjadi seperti kotoran hewan atau daun-daun kering yang telah dimakan dan dicerna, tidak menyisakan apa pun kecuali kehinaan.

Tafsir Ibnu Katsir mengajarkan bahwa Surah Al-Fil adalah bukti nyata bahwa Allah menjaga kehormatan tempat-tempat suci-Nya. Peristiwa ini menjadi pengingat abadi bahwa kekuatan materi dan kesombongan akan selalu kalah di hadapan kekuatan ilahi yang Maha Perkasa. Kisah ini juga menjadi salah satu pendahulu kenabian, memuliakan kaum Quraisy di mata bangsa Arab sebelum datangnya Islam secara penuh.

🏠 Homepage