Salat Dhuha adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan pelaksanaannya di pagi hari, setelah matahari terbit sempurna hingga menjelang waktu Zuhur. Surat Ad-Dhuha (Surat ke-93 dalam Al-Qur'an) seringkali dibaca dalam rangkaian salat ini, karena ayat-ayatnya mengandung janji dan penguatan atas kemuliaan waktu pagi.
Bagi umat Muslim, waktu pagi seringkali menjadi penentu semangat sepanjang hari. Keutamaan salat Dhuha dan keindahan makna dalam Surat Ad-Dhuha menjadikannya amalan penting untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus memohon kelancaran rezeki.
Berikut adalah lafadz, transliterasi, dan terjemahan dari Surat Ad-Dhuha:
1. Lafadz Arab
وَٱلضُّحَىٰ
وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ
وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰ
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ
وَوَجَدَكَ ضَآئًّا فَهَدَىٰ
وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ
فَأَمَّا ٱلْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ
وَأَمَّا ٱلسَّآئِلَ فَلَا تَنْهَرْ
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
2. Terjemahan Bahasa Indonesia
1. Demi waktu dhuha (ketika matahari naik),
2. dan demi malam apabila telah sunyi,
3. Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepada kamu,
4. sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.
5. Dan sungguh, Tuhanmu kelak pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga kamu menjadi puas.
6. Bukankah Dia mendapatimu seorang yatim, lalu Dia melindungimu?
7. Dan Dia mendapatimu seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,
8. dan Dia mendapatimu seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan kepadamu.
9. Maka terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
10. Dan terhadap orang yang meminta janganlah kamu mengusir.
11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menceritakan (kepada orang lain).
Surat Ad-Dhuha adalah surat Makkiyah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberikan penghiburan dan kepastian bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya, khususnya dalam masa-masa sulit.
Penegasan Kasih Sayang Allah
Ayat-ayat awal (ayat 1-5) adalah penegasan bahwa Allah SWT tidak pernah meninggalkan (ma wadda'aka) dan membenci (wa ma qala) Rasulullah. Ini menjadi pelajaran universal bahwa di tengah kesukaran, pertolongan dan rahmat Allah selalu menyertai, dan bahwa akhir (akhirat) jauh lebih baik daripada permulaan (dunia).
Janji Kenikmatan Dunia dan Akhirat
Kalimat "Wala sawfa yu'tika robbuka fa tardho" (Dan sungguh, Tuhanmu kelak pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga kamu menjadi puas) adalah janji agung. Dalam konteks kenabian, ini terealisasi saat beliau menerima kemenangan besar dan kedudukan mulia. Bagi kita, ini adalah harapan akan balasan yang memuaskan di akhirat kelak.
Pengingat Nikmat Masa Lalu
Tiga ayat berikutnya (ayat 6-8) mengingatkan Nabi tentang tiga kondisi sulit yang pernah beliau alami sebelum diangkat menjadi Rasul, yaitu:
- Yatim: Beliau kehilangan ayah sejak dini, kemudian diasuh oleh kakek dan pamannya.
- Bingung (Dhaal): Beliau belum mendapat wahyu dan bingung tentang jalan hidup.
- Kekurangan (Aail): Kondisi ekonomi yang kurang saat awal dakwah.
Setiap kesulitan tersebut kemudian diangkat oleh Allah dengan perlindungan, petunjuk (wahyu), dan kecukupan rezeki (seperti kekayaan Khadijah dan harta rampasan perang yang berkah).
Perintah Bersyukur
Dua ayat terakhir (ayat 9-11) menjadi tuntunan etika sosial berdasarkan pengalaman tersebut. Karena Allah telah menolong dari keadaan yatim dan meminta, maka seorang muslim diperintahkan untuk bersikap lembut kepada anak yatim, tidak mengusir peminta, dan yang terpenting, selalu **menceritakan nikmat-nikmat Allah (bersyukur)**. Inilah inti mengapa membaca surat ini saat salat Dhuha sangat dianjurkan, sebagai bentuk syukur atas rezeki yang mulai mengalir di pagi hari.
Salat Dhuha adalah salat yang dilakukan ketika matahari telah meninggi sekitar seperempat ketinggiannya (pagi menjelang siang). Waktu ini adalah waktu di mana Allah membagikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya.
Membaca Surat Ad-Dhuha saat melaksanakan salat ini memperkuat niat dan pemahaman bahwa rezeki datang bukan semata karena kerja keras, melainkan karunia dari Allah yang telah berjanji akan mencukupi. Keutamaan salat Dhuha sering dikaitkan dengan penjagaan rezeki dan kemudahan urusan sepanjang hari, sesuai dengan janji yang terkandung dalam ayat 5 surat ini.