Surat Al-Qadr adalah salah satu surat terpendek dalam Al-Qur'an, namun menyimpan makna yang sangat mendalam, terutama bagi umat Islam. Surat ini secara spesifik menjelaskan tentang malam yang paling mulia dalam setahun, yaitu Lailatul Qadr, yang selalu dicari dan dihidupkan oleh miliaran Muslim di seluruh dunia selama bulan Ramadan.
Ayat pertama langsung menegaskan keutamaan malam tersebut dengan pernyataan bahwa Al-Qur'an diturunkan pada malam itu. Ayat ini berbunyi, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr)." Penurunan Al-Qur'an merupakan peristiwa monumental dalam sejarah manusia, yang menjadi petunjuk, rahmat, dan mukjizat abadi. Menempatkan penurunan kitab suci ini pada malam tertentu menunjukkan betapa istimewanya malam tersebut.
Ayat ketiga memberikan perbandingan yang luar biasa: "Malam Kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." Seribu bulan setara dengan kurang lebih 83 tahun. Ini adalah perbandingan yang bombastis, menegaskan bahwa ibadah, doa, dan amal kebajikan yang dilakukan pada malam ini memiliki nilai pahala yang jauh melampaui usia rata-rata manusia. Tentu saja, ini adalah kesempatan emas bagi setiap mukmin untuk meraih keberkahan yang tak ternilai harganya.
Ayat keempat menjelaskan fenomena yang terjadi pada malam tersebut: "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk membawa segala urusan." Turunnya malaikat, dipimpin oleh Malaikat Jibril, menunjukkan bahwa malam itu adalah waktu penurunan rahmat dan ketenangan Ilahi. Para malaikat memenuhi bumi untuk menyaksikan kekhusyukan ibadah hamba-hamba Allah dan mencatat doa-doa yang dipanjatkan. Ini adalah malam di mana kehidupan spiritual terasa sangat dekat dengan dimensi ilahiah.
Puncak dari kemuliaan malam ini dijelaskan dalam ayat terakhir: "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." Kata "salam" (kesejahteraan atau kedamaian) yang tertera dalam teks Arab menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadr terbebas dari segala gangguan, bahaya, dan keburukan. Ini adalah malam di mana kedamaian turun ke hati orang-orang yang beribadah, memberikan ketenangan batin yang mendalam. Umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan malam ini dengan shalat, zikir, tilawah Al-Qur'an, dan doa, hingga terbit fajar menyambut hari yang baru.
Meskipun waktu pasti Lailatul Qadr tidak diungkapkan secara eksplisit, Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk mencarinya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil. Surat Al-Qadr ini menjadi pengingat abadi akan pentingnya investasi spiritual dalam hidup seorang Muslim.