Ilustrasi Malam dan Pencerahan
Pertanyaan mengenai di mana posisi atau surat al lail termasuk golongan surah apa dalam Al-Qur'an sering muncul di kalangan pembaca. Surah Al-Lail (yang berarti 'Malam') adalah surah ke-92 dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Secara klasifikasi umum, berdasarkan ciri khas ayat-ayatnya, Al-Lail termasuk dalam golongan surah-surah Makkiyah.
Surah Makkiyah adalah surah-surah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebelum beliau hijrah ke Madinah. Ciri utama surah Makkiyah seringkali berfokus pada persoalan akidah, penegasan tauhid, hari kiamat, deskripsi surga dan neraka, serta bantahan terhadap kesyirikan. Surah Al-Lail sangat sesuai dengan ciri-ciri ini, terutama karena dimulai dengan sumpah demi fenomena alam (malam) yang merupakan ciri khas ayat-ayat Makkiyah awal.
Surah Al-Lail dimulai dengan lima kali sumpah berturut-turut yang menyoroti kebesaran Allah SWT dan perbedaan jalan hidup manusia:
Sumpah-sumpah ini berfungsi untuk menarik perhatian pendengar dan memberikan landasan kuat atas argumen utama surah ini: bahwa amal perbuatan manusia di dunia akan dibalas setimpal di akhirat, tergantung bagaimana mereka menggunakan karunia yang telah Allah berikan.
Inti dari surat al lail termasuk golongan surah yang membahas perbandingan antara dua tipe manusia yang kontras. Perbedaan ini bukan terletak pada status sosial, melainkan pada orientasi spiritual dan tindakan mereka terhadap nikmat Allah.
Allah SWT memuji mereka yang, meskipun memiliki harta, memilih untuk membelanjakannya di jalan kebaikan (infak dan sedekah) dan meningkatkan ketakwaan mereka. Bagi golongan ini, Allah menjanjikan kemudahan dalam segala urusannya (surah Al-Lail ayat 7-10). Mereka tidak takut kekurangan karena keyakinan mereka bahwa rezeki sejati datang dari sisi Allah.
Di sisi lain, terdapat golongan yang kikir, merasa cukup dengan kekayaan duniawi, dan menolak untuk membelanjakan hartanya di jalan Allah. Mereka mendustakan janji pahala dan balasan dari Allah. Balasan bagi mereka adalah kesulitan dan kesengsaraan dalam segala urusan dunia dan akhirat (surah Al-Lail ayat 8-10).
Pemahaman bahwa surat al lail termasuk golongan surah Makkiyah yang menekankan pertanggungjawaban individu sangat penting. Surah ini mengajarkan bahwa kekayaan dan kemampuan itu hanyalah amanah, dan cara seseorang menggunakan amanah tersebut adalah tolok ukur keberhasilannya di hadapan Pencipta. Ketika seseorang mampu mengendalikan nafsu keserakahan dan memilih ketaatan daripada kemaksiatan, ia telah meniti jalan menuju keridhaan Ilahi.
Selain itu, Al-Lail ditutup dengan penegasan bahwa tujuan akhir penciptaan manusia adalah untuk mencari ridha Allah semata. Ketika seseorang berhasil mencapai tingkatan ini, ia akan merasa aman dan tenang di dunia maupun di akhirat, sebuah kenikmatan yang jauh lebih berharga daripada seluruh harta duniawi.
Secara ringkas, Al-Lail memberikan motivasi kuat kepada umat Islam untuk senantiasa bersyukur atas segala pemberian-Nya—baik itu siang, malam, atau perbedaan jenis kelamin—dengan cara menggunakannya untuk meningkatkan amal kebajikan dan ketakwaan, sebagai persiapan menghadapi hari perhitungan.