Surat Al-Lail, surat ke-92 dalam Al-Qur'an, adalah surat Makkiyah yang kaya akan pelajaran tentang kontras kehidupan duniawi, perbedaan antara orang yang beriman dan orang yang durhaka, serta pentingnya amal saleh. Salah satu ayat kunci yang menarik perhatian adalah ayat ketiga, yang dimulai dengan lafal spesifik yang menggambarkan salah satu kondisi manusia.
Ayat ini membahas kondisi salah satu dari dua tipe manusia yang disebutkan dalam ayat sebelumnya. Untuk memahami kedalaman maknanya, kita perlu melihat susunan ayat-ayat awal surat ini:
Ayat yang menjadi fokus kita, yaitu **Surat Al-Lail ayat 3 diawali dengan lafal** "Wa kholqi..." (وَخَلْقِ), yang secara harfiah berarti "Dan demi ciptaan". Lafal ini merupakan sumpah Allah SWT, yang menekankan kebesaran ciptaan-Nya, khususnya perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
Transliterasi: Wa kholqi ad-dzakari wal untha
Artinya: Dan demi penciptaan laki-laki dan perempuan,
Sumpah Allah (Qasam) dalam Al-Qur'an selalu mengandung hikmah yang sangat besar. Ketika Allah bersumpah dengan sesuatu, itu menunjukkan betapa pentingnya objek sumpah tersebut di sisi-Nya.
Lafal "Wa kholqi" (dan demi ciptaan) yang diikuti dengan "laki-laki dan perempuan" membawa beberapa implikasi mendalam:
Menciptakan dua jenis makhluk yang berbeda—laki-laki dan perempuan—dengan segala kompleksitas biologis, psikologis, dan sosialnya adalah bukti nyata dari kekuasaan Sang Pencipta. Perbedaan ini bukanlah kebetulan, melainkan desain sempurna yang menopang keberlangsungan kehidupan dan masyarakat.
Meskipun terdapat perbedaan fungsi dan kodrat, penyebutan laki-laki dan perempuan secara bersamaan dalam sumpah ini menggarisbawahi bahwa keduanya memiliki nilai yang setara dalam pandangan Allah SWT. Keduanya adalah makhluk mulia yang dipertanggungjawabkan atas amal perbuatannya.
Ayat 3 ini berfungsi sebagai jembatan menuju ayat-ayat berikutnya (ayat 4 hingga 11), yang membahas tentang perbedaan jalan hidup manusia berdasarkan usaha dan niat mereka dalam menjalani keberadaan yang telah Allah ciptakan ini. Setelah bersumpah atas waktu (malam dan siang) dan atas keberadaan fisik (laki-laki dan perempuan), Allah mulai membahas realitas spiritual dan moral manusia.
Surat Al-Lail sering kali disebut sebagai surat yang menjelaskan konsep usaha dan hasil (amal dan balasan). Ayat 3, dengan penekanannya pada keberagaman ciptaan, mempersiapkan pembaca untuk memahami bahwa keberagaman itu akan dibalas secara individual berdasarkan upaya masing-masing.
Orang yang berusaha keras di jalan Allah, yang menafkahkan hartanya untuk membersihkan diri (seperti yang disebutkan dalam ayat-ayat setelahnya), adalah mereka yang akan mendapatkan ganjaran terbaik. Ini berlaku universal, baik bagi laki-laki maupun perempuan yang menjalankan amanah keimanan dan kebajikan.
Memahami bahwa kita diciptakan secara berpasangan—laki-laki dan perempuan—dan bahwa penciptaan ini disumpahkan oleh Allah, seharusnya mendorong kita untuk lebih bersyukur dan lebih serius dalam memanfaatkan sisa waktu hidup kita untuk beramal shaleh. Lafal **surat al lail ayat 3 diawali dengan lafal** "Wa kholqi" adalah pengingat abadi akan realitas penciptaan sebagai dasar sumpah ilahi atas pertanggungjawaban amal.