Ilustrasi Simbolis Surat Al-Lahab (Api)
Pertanyaan mengenai posisi Surat Al Lahab dalam susunan mushaf Al-Qur'an adalah hal mendasar yang perlu diketahui oleh setiap Muslim. Secara spesifik, Surat Al Lahab adalah surat ke-111 dalam urutan mushaf Al-Qur'an yang kita kenal saat ini.
Surat Al Lahab memiliki nama lain, yaitu Surat Al-Masad (bersama dengan surat Al-Kafirun, surat ini sering disebut juga Al-Mubattathah), namun penamaan yang paling populer adalah Al-Lahab, yang diambil dari ayat pertamanya. Surat ini tergolong surat pendek, hanya terdiri dari lima ayat.
Karena hanya terdiri dari lima ayat, Surat Al Lahab menempati posisi di akhir urutan kitab suci. Ia berada dalam Juz ke-30, yaitu juz terakhir dari Al-Qur'an. Secara kronologis turunnya wahyu (Asbabun Nuzul), surat ini diturunkan cukup awal di Mekkah, namun penempatannya dalam mushaf diatur berdasarkan penetapan (Tauqifi) dari Allah melalui Rasulullah SAW.
Surat Al Lahab terletak setelah Surat An-Nasr (Surat ke-110) dan sebelum penutup mushaf (Surat Al-Ikhlas berada jauh sebelumnya). Urutan ini menunjukkan bagaimana para sahabat dan ulama menyusun Al-Qur'an secara sistematis, bukan semata-mata berdasarkan urutan turunnya ayat.
Surat Al Lahab (Api yang menyala-nyala) sangat terkenal karena isinya yang secara eksplisit menyebutkan kecaman keras terhadap salah satu musuh Islam paling gigih pada masa awal dakwah, yaitu Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW.
Surat ini turun sebagai respons terhadap tindakan Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil, yang secara terbuka menolak dan menghina dakwah Nabi. Ayat pertama, "Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia," menjadi penegasan langsung mengenai nasib buruk yang menanti mereka akibat kesombongan dan permusuhan mereka terhadap kebenaran.
Meskipun singkat, kandungan Surat Al Lahab sangat padat makna peringatan akan akibat dari kebencian dan pengingkaran terhadap ajaran tauhid:
Mengapa urutan surat dalam mushaf (seperti penempatan Surat Al Lahab pada posisi ke-111) begitu penting, padahal nuzul (turun) ayat bersifat kronologis? Jawabannya terletak pada aspek *tawqifiyyah* atau ketetapan ilahiyah. Susunan Al-Qur'an yang kita baca hari ini adalah susunan yang diajarkan langsung oleh Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, dan kemudian dibukukan oleh para sahabat di bawah pengawasan ketat Khalifah Utsman bin Affan RA.
Urutan ini membantu dalam memahami keterkaitan tematik antara surat-surat yang berdekatan, meskipun Surat Al Lahab sebagai surat pendek penutup juz cenderung memiliki fokus tunggal dan spesifik, kontras dengan surat-surat panjang di awal Al-Qur'an yang cakupannya lebih luas.
Jadi, bagi pembaca yang mencari referensi cepat, ingatlah bahwa posisi Surat Al Lahab adalah surat ke-111, sebuah penutup Juz 30 yang membawa pesan tegas mengenai konsekuensi pembangkangan terhadap risalah kenabian. Mempelajari surat ini tidak hanya menambah pengetahuan kita tentang urutan mushaf, tetapi juga memperkuat pemahaman kita akan prinsip keadilan dan perhitungan ilahi bagi mereka yang memusuhi ajaran Allah SWT.
Meskipun surat ini pendek, pemahaman mendalam terhadap maknanya memberikan pelajaran abadi tentang pentingnya iman dan konsekuensi buruk dari kekafiran yang keras kepala, seperti yang dicontohkan oleh Abu Lahab dan istrinya.