Signifikansi dan Hikmah Surat Al-Kahfi Ayat Terakhir

Surat Al-Kahfi adalah salah satu surat istimewa dalam Al-Qur'an yang sangat dianjurkan untuk dibaca setiap hari Jumat. Surat ini mengandung empat kisah besar yang penuh pelajaran: Ashabul Kahfi (pemuda Ashabul Kahfi), pemilik dua kebun, kisah Nabi Musa dan Khidr, serta kisah Zulkarnain. Namun, pembahasan kita kali ini terfokus pada penutup agung surat ini, yaitu surat Al-Kahfi terakhir, ayat 110.

Ilustrasi Cahaya dan Penutup Al-Khatimah

Ayat Penutup yang Mengandung Prinsip Tauhid

Ayat penutup Surat Al-Kahfi, yaitu ayat ke-110, berfungsi sebagai penutup komprehensif bagi seluruh pelajaran yang telah disampaikan. Setelah menyaksikan berbagai ujian iman, kekuasaan, ilmu, dan kekayaan dalam empat kisah utama, Allah SWT menutupnya dengan penegasan fundamental tentang keesaan-Nya dan tujuan akhir penciptaan manusia.

قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًا

(Katakanlah: "Sesungguhnya Aku ini hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan jangan ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadah kepada Tuhannya.")

Ayat ini mengandung dua pilar utama dalam Islam. Pilar pertama adalah penegasan kenabian Muhammad SAW sebagai seorang manusia biasa, yang membantah klaim bahwa beliau adalah tuhan atau memiliki kekuatan ilahi. Ini menegaskan batasan tugas beliau. Pilar kedua, dan yang paling krusial bagi kita yang membaca, adalah perintah untuk meraih keridhaan Allah melalui dua syarat esensial: amal saleh dan tauhid yang murni.

Dua Kunci Utama Menuju Perjumpaan Agung

Ketika kita merenungkan kisah Ashabul Kahfi yang memilih meninggalkan kenyamanan dunia demi keimanan, atau ketika kita melihat kekayaan pemilik kebun yang sombong lalu binasa, pesan dari surat Al-Kahfi terakhir menjadi sangat relevan. Allah mengajarkan bahwa yang dicari bukanlah harta dunia atau kesenangan sesaat, melainkan 'perjumpaan dengan Tuhan'.

1. Beramal Saleh (Al-Amal As-Salih)

Amal saleh di sini berarti perbuatan yang sesuai dengan tuntunan syariat, yang dilakukan dengan niat yang benar. Ini bukan hanya soal ibadah ritual (shalat, puasa, zakat), tetapi juga mencakup etika sosial, kejujuran dalam berdagang, keadilan, serta berbuat baik kepada sesama makhluk. Kisah-kisah dalam Al-Kahfi menunjukkan bahwa status sosial atau kekayaan tidak berarti tanpa amal yang sejalan dengan iman.

2. Tidak Berbuat Syirik (Tauhid Murni)

Syarat kedua adalah ‘wala yushrik bi ‘ibadati rabbihī ahadā’ (dan jangan ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadah kepada Tuhannya). Ini adalah penekanan tertinggi pada tauhid. Setelah semua kekaguman kita terhadap kisah-kisah hebat dalam surat ini, Allah mengingatkan bahwa semua amal akan sia-sia jika dicampuri unsur syirik, sekecil apapun itu. Syirik dapat berupa menyandarkan harapan sepenuhnya kepada selain Allah, memamerkan amal demi pujian manusia (riya'), atau meyakini adanya kekuatan lain di alam semesta.

Maka, ayat surat Al-Kahfi terakhir ini menjadi semacam "daftar periksa" spiritual sebelum kita menutup lembaran surat yang agung ini. Ia mengingatkan kita bahwa tujuan akhir hidup adalah mempersiapkan bekal terbaik untuk hari penghisaban, bekal yang terdiri dari ketulusan total kepada Allah semata.

Implikasi Kontemplatif

Membaca ayat penutup ini setelah merenungkan kisah Ashabul Kahfi yang teguh memegang prinsip di tengah fitnah, atau kisah Nabi Musa yang sabar menuntut ilmu dari Khidr, memberikan perspektif baru. Keutamaan malam Jumat dalam membaca Al-Kahfi bukan hanya sekadar mendapatkan cahaya (nur), tetapi juga untuk menyegarkan kembali komitmen kita terhadap dua fondasi amal: kemurnian niat (tauhid) dan konsistensi perbuatan baik (amal saleh).

Kita diingatkan bahwa kesalehan sejati tidak ditemukan dalam keajaiban atau kisah-kisah luar biasa, melainkan dalam perjuangan sehari-hari untuk mempertahankan kemurnian iman di tengah godaan duniawi. Ayat ini adalah penutup yang sempurna, menyatukan semua tema Surat Al-Kahfi ke dalam satu pesan akhir yang universal: hanya dengan tauhid sejati dan amal yang ikhlas, kita akan meraih kebahagiaan abadi dalam perjumpaan dengan Sang Pencipta.

🏠 Homepage