Makna Mendalam Surat Al-Kahfi Ayat 93

Simbol dinding pembatas yang kuat Hāʼijiz (Penghalang)

Teks Ayat 93 Surat Al-Kahfi

حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ ٱلسَّدَّيْنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوْمًا لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا

(Perjalanan itu berlangsung) hingga ketika dia (Zulkarnain) sampai di antara dua gunung, dia mendapati di sebelah keduanya (keduanya) suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.

Konteks dan Penjelasan Ayat

Surat Al-Kahfi, yang berarti "gua", adalah salah satu surat penting dalam Al-Qur'an yang menceritakan kisah-kisah penuh hikmah, termasuk kisah kepahlawanan dan perjalanan spiritual Zulkarnain. Ayat 93 ini merupakan bagian krusial dari narasi tersebut, menceritakan fase penting dalam ekspedisi salah satu penguasa adil yang disebutkan dalam Al-Qur'an.

Setelah menaklukkan atau membangun benteng di wilayah timur, Zulkarnain melanjutkan perjalanannya ke wilayah lain. Ayat 93 secara spesifik menggambarkan pencapaian geografisnya ketika ia mencapai titik tertentu yang diapit oleh dua benteng alam yang kokoh—dua gunung (السَّدَّيْنِ - as-Saddayn). Dalam berbagai tafsir, dua gunung ini sering diidentikkan dengan lokasi fisik yang memisahkan peradaban yang sudah beradab dengan wilayah yang terisolasi.

Pertemuan dengan Kaum yang Sulit Memahami

Fakta menarik yang ditekankan oleh surat Al Kahfi ayat 93 adalah apa yang ia temukan di antara dua gunung tersebut. Ia mendapati sekelompok orang ('qauman') yang memiliki karakteristik sangat khas: "hampir tidak mengerti pembicaraan (لَّا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا)".

Kondisi linguistik ini mengindikasikan beberapa kemungkinan interpretasi yang mendalam. Pertama, kaum tersebut mungkin hidup dalam isolasi total sehingga bahasa mereka belum terstandarisasi atau sangat berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh Zulkarnain (yang diasumsikan sebagai bahasa yang lebih umum pada masanya). Kedua, bisa jadi mereka mengalami kesulitan memahami karena perbedaan dialek yang ekstrem, atau bahkan kondisi alam yang membuat komunikasi verbal menjadi sulit dilakukan secara efektif.

Ayat ini menunjukkan betapa luasnya jangkauan kekuasaan dan keadilan Zulkarnain, yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik tetapi juga pada interaksi sosial. Menghadapi masyarakat yang sulit diajak berkomunikasi membutuhkan kesabaran dan kebijaksanaan luar biasa. Ini menjadi batu ujian bagi kepemimpinan Zulkarnain.

Pelajaran Kepemimpinan dan Komunikasi

Kisah ini memberikan pelajaran universal tentang tantangan komunikasi lintas budaya atau komunitas. Dalam konteks kepemimpinan, ayat ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus siap menghadapi hambatan komunikasi. Jika Zulkarnain, dengan kekuatan dan kebijaksanaannya, membutuhkan upaya ekstra untuk memahami kaum ini, maka kita pun harus menyadari betapa pentingnya kesabaran dalam menyampaikan pesan kebenaran atau keadilan kepada mereka yang memiliki pemahaman awal yang berbeda.

Ayat-ayat berikutnya (Ayat 94 dan seterusnya) akan menjelaskan bagaimana Zulkarnain mengatasi masalah ini, yaitu dengan mereka meminta bantuan untuk membangun penghalang (dinding) agar terhindar dari kejahatan kaum yang disebutkan setelahnya (Yajuj dan Majuj). Namun, ayat 93 ini menyiapkan panggungnya: pertama-tama, harus ada pengenalan terhadap komunitas yang membutuhkan perlindungan tersebut, meskipun bahasa menjadi penghalang awal.

Oleh karena itu, surat Al Kahfi ayat 93 bukan sekadar catatan perjalanan geografis. Ia adalah deskripsi tentang tantangan interaksi dengan komunitas yang terpinggirkan atau terisolasi secara budaya dan linguistik, menyoroti peran penting pemahaman bersama sebagai dasar bagi setiap tindakan perbaikan atau perlindungan. Zulkarnain harus terlebih dahulu mengidentifikasi masalah sebelum dapat menawarkan solusi yang efektif.

🏠 Homepage