Tafsir singkat dan renungan mendalam mengenai kisah Ashabul Kahfi (Para Pemuda Gua) yang tertidur selama berabad-abad demi menjaga keimanan mereka. Ayat-ayat ini menawarkan pelajaran tentang keteguhan, kesabaran, dan pertolongan Allah SWT.
Ilustrasi: Perlindungan dan Cahaya Iman
وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ ۚ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tertidur; dan Kami membalik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedangkan anjing mereka menjulurkan kedua kakinya di muka gua. Dan jika kamu melihat mereka, tentu kamu akan berpaling dari mereka dengan lari dan kamu pasti akan dipenuhi rasa takut terhadap mereka.
Ayat ini menggambarkan keajaiban fisik. Secara kasat mata, pemuda itu tampak tertidur, namun hakikatnya mereka dalam penjagaan ilahi. Allah membalikkan tubuh mereka untuk mencegah pembusukan alami, sebuah tanda kasih sayang-Nya. Rasa takut yang ditimbulkan pada siapapun yang melihat mereka adalah mekanisme perlindungan gaib.
وَكَذَٰلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ ۚ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ ۖ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۚ قَالَ رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَٰذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar mereka saling bertanya di antara mereka. Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lama kamu berada di sini?" Mereka menjawab: "Kita berada di sini sehari atau setengah hari." Berkatalah yang lain: "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lama kamu berada di sini. Maka, utuslah salah seorang dari kamu dengan uang perakmu ini ke kota, dan hendaklah dia melihat manakah makanan yang lebih baik, lalu hendaklah dia membawa sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan hal ihwalmu kepada seorang pun."
Setelah tidur panjang, mereka kebingungan mengenai berapa lama mereka berdiam diri di gua. Mereka mengira hanya sehari atau kurang. Ini menunjukkan betapa waktu di sisi Allah berjalan berbeda dari waktu manusiawi. Kewaspadaan mereka juga tinggi: ketika mengirim utusan mencari makanan, mereka menekankan kerahasiaan penuh agar keberadaan mereka tidak diketahui oleh masyarakat kafir di luar.
إِنَّهُمْ إِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ يُعِيدُوكُمْ فِي مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوا إِذًا أَبَدًا وَكَذَٰلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ ۖ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًا ۖ رَبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ ۚ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَىٰ أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدًا
"Sesungguhnya jika mereka mengetahui keberadaan kalian, niscaya mereka akan merajam kalian atau mengembalikan kalian ke dalam agama mereka, dan kalian tidak akan beruntung selama-lamanya." Dan demikianlah Kami membiarkan mereka mengetahuinya, agar mereka (penduduk kota) tahu bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat itu tidak ada keraguan padanya. (Ceritakanlah kisah mereka), ketika mereka berselisih faham tentang urusan mereka, lalu mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk menutupi gua mereka." Tuhan mereka lebih mengetahui keadaan mereka. Orang-orang yang lebih menang atas urusan mereka berkata: "Kita pasti akan mendirikan rumah ibadat di atas mereka."
Ayat 20 menegaskan bahaya yang mereka hadapi: jika ditemukan, mereka akan dibunuh (dirajam) atau dipaksa murtad. Kemudian, ayat 21 menjelaskan bagaimana Allah membuat rahasia mereka terbongkar (melalui utusan yang membawa uang kuno), bukan untuk menghukum mereka, tetapi sebagai tanda (ayat) bahwa janji Allah (kebangkitan dan Kiamat) adalah nyata. Masyarakat sekitar kemudian berselisih, sebagian ingin membangunkan monumen, sebagian lagi membangun masjid, menunjukkan bahwa bahkan dalam hal orang saleh, perbedaan pandangan bisa muncul.
سَيَقُولُونَ ثَلَاثَةٌ رَابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ سَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ رَجْمًا بِالْغَيْبِ ۖ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ ۚ قُلْ رَبِّي أَعْلَمُ بِعِدَّتِهِمْ ۖ مَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ ۗ فَلَا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَاءً ظَاهِرًا وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِمْ مِنْهُمْ أَحَدًا
Nanti (orang-orang akan mengatakan), "Mereka itu tiga orang, yang keempat adalah anjingnya"; dan mereka (yang lain) mengatakan, "Itu lima orang, yang keenam adalah anjingnya"; dengan menebak-nebak hal yang tidak diketahui, dan yang lain lagi mengatakan: "Mereka tujuh orang, dan yang kedelapan adalah anjingnya." Katakanlah (Muhammad): "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (jumlah pasti) mereka kecuali sedikit." Maka janganlah kamu memperdebatkan tentang mereka kecuali perdebatan dzahir saja dan jangan kamu meminta penjelasan tentang (jumlah) mereka kepada seorang pun dari (penduduk Mekah) itu.
Permasalahan jumlah mereka menjadi bahan perdebatan. Berbagai spekulasi muncul (tiga, lima, atau tujuh). Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk mengembalikan pengetahuan ini kepada Allah, menekankan bahwa fokus utama bukanlah pada angka, melainkan pada pelajaran keimanan yang terkandung di dalamnya. Menggali detail yang tidak penting (perdebatan mendalam) adalah pemborosan waktu.
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَايْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰ أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Saya pasti akan mengerjakan itu besok," kecuali (dengan mengatakan): "Insya Allah". Dan ingatlah Tuhanmu apabila kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat daripada ini (kebenaran)."
Ini adalah inti ajaran moral dari kisah ini. Ayat 23-24 memberikan aturan fundamental bagi setiap mukmin: mengakui keterbatasan diri dan menyerahkan hasil akhir kepada kehendak Allah (Insya Allah). Kelalaian pemuda dalam merencanakan masa depan tanpa menyertakan kehendak Allah dibenarkan oleh Allah dengan pelajaran ini. Jika lupa, segera berzikir dan memohon petunjuk yang lebih baik.
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا ۖ لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ ۚ مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَاسْتَمْسِكْ بِهِ وَلَا يَتَّبِعُنَّكَ عَنْ سَبِيلِهِ فَيَهْرُمَكَ وَيُشْقِقَكَ عَنْ سَبِيلِهِ إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَلَ فَإِنَّمَا يَنْكُلُ عَلَىٰ نَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
Dan mereka terlelap di dalam gua mereka tiga ratus tahun dan (mereka) menambah sembilan tahun. Katakanlah: "Allah Maha Mengetahui berapa lama mereka tinggal." Bagi-Nya-lah segala rahasia yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang pandangan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya! Tidak ada bagi mereka selain dari-Nya seorang pelindung dan Dia tidak memasukkan seorang pun ke dalam hukum-Nya. Dan bacakanlah (Muhammad) apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhanmu. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya dan kamu tidak akan menemukan tempat berlindung selain dari-Nya. Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti keinginannya dan adalah keadaannya itu melewati batas. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) biarlah ia beriman; dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu api (neraka) yang gejolaknya mengepung mereka. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Itulah janji Allah yang benar; maka siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?
Ayat penutup ini menegaskan hitungan pasti (309 tahun), namun segera menarik kembali fokus: Allah yang Maha Tahu segalanya. Keagungan Allah dalam ilmu gaibnya (alam semesta) jauh melampaui kemampuan manusia. Pesan utama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW adalah untuk tetap fokus membaca Al-Qur'an, bersabar bersama orang-orang yang saleh, dan tidak tergiur oleh kemewahan duniawi. Pilihan iman atau kufur dikembalikan kepada individu, dengan konsekuensi yang jelas: Surga bagi yang beriman dan Neraka bagi yang zalim. Janji Allah adalah kebenaran yang pasti.