وَكَذَٰلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ ۖ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِم بُنْيَانًا ۖ رَّبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ ۚ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَىٰ أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِم مَّسْجِدًا
(Dan demikian pula Kami perlihatkan (atau membangunkan) mereka agar mereka (manusia) mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa hari kiamat itu pasti datang, (padahal ketika itu) mereka (penduduk setempat) berselisih faham mengenai urusan mereka. Maka mereka berkata: "Dirikanlah satu bangunan di atas (gua) mereka." Tuhan mereka lebih mengetahui keadaan mereka." Berkatalah orang-orang yang menang (dalam perdebatan) atas urusan mereka: "Pasti akan kami buatkan tempat ibadah di atas mereka.")Surat Al-Kahfi (Surat Gua) adalah salah satu surat yang sarat dengan hikmah dan pelajaran hidup. Di dalamnya dikisahkan tentang Ashabul Kahfi, pemuda-pemuda saleh yang tertidur selama ratusan tahun untuk menghindari penindasan dan kekafiran kaum mereka. Ayat ke-21, yang menjadi fokus pembahasan ini, muncul setelah Allah SWT membangunkan mereka. Ayat ini merupakan jembatan penting yang menghubungkan kisah ajaib tidur panjang mereka dengan pesan teologis yang lebih luas.
Setelah pemuda-pemuda itu terbangun, mereka menyadari bahwa waktu telah berlalu sangat lama. Mereka mulai berdiskusi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya, dan dalam diskusi tersebut, muncullah realitas tentang keberadaan mereka yang telah menjadi rahasia sejarah.
Inti dari surat al kahfi 21 adalah penegasan ulang terhadap dua kebenaran fundamental dalam Islam:
Ayat ini juga menyoroti bagaimana manusia bereaksi terhadap keajaiban dan misteri. Ketika penduduk kota mengetahui keberadaan pemuda-pemuda tersebut, timbullah perdebatan sengit mengenai cara memperlakukan gua dan jasad mereka. Ayat ini menyebutkan: "Tuhan mereka lebih mengetahui keadaan mereka." Ini mengajarkan kerendahan hati; manusia seringkali berdebat karena keterbatasan ilmu, sementara Allah Maha Mengetahui segala yang tersembunyi.
Akhirnya, kelompok yang memiliki otoritas atau pengaruh lebih besar memutuskan untuk membangun sebuah bangunan di atas gua tersebut, bahkan ada yang mengusulkan menjadikannya tempat ibadah (masjid). Keputusan ini, meskipun didasari niat untuk mengenang dan menghormati, sekaligus menjadi pelajaran tentang bagaimana tempat-tempat suci dapat disalahgunakan atau menjadi objek perselisihan jika landasan teologisnya tidak kuat. Pemuda Al-Kahfi ditidurkan untuk menyelamatkan akidah mereka, dan peristiwa kebangkitan mereka dijadikan sarana untuk menguatkan kembali akidah penduduk masa kini.
Memahami surat al kahfi 21 mengajak kita untuk terus memperkokoh keyakinan kita pada perkara gaib yang belum kita saksikan secara langsung, seperti Hari Akhir. Kisah ini bukan hanya tentang tidur dan bangun, melainkan tentang konsistensi iman di tengah tekanan zaman. Pemuda Ashabul Kahfi memilih teguh pada tauhid meskipun menghadapi ancaman maut, dan hasilnya, Allah SWT memuliakan kisah mereka hingga akhir zaman sebagai bukti kebenaran janji-Nya.
Setiap kali kita membaca kisah Ashabul Kahfi, terutama pada bagian yang menjelaskan bagaimana mereka ditemukan kembali, kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang tampaknya mustahil bagi akal manusia adalah mungkin bagi kekuasaan Allah SWT. Dunia ini sementara, dan segala urusan yang kita perdebatkan saat ini akan berakhir dengan kepastian Hari Kiamat yang tak terhindarkan.