Ilustrasi konsep balasan kekal bagi orang beriman.
Surat Al-Kahfi adalah salah satu surat yang sangat dianjurkan untuk dibaca setiap hari Jumat karena mengandung banyak pelajaran penting, termasuk tentang ujian dunia dan janji balasan akhirat. Salah satu ayat yang menegaskan janji besar Allah SWT adalah ayat ke-107.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal," (QS. Al-Kahfi: 107)
Ayat ini merupakan kesimpulan yang kuat setelah Allah SWT menceritakan kisah-kisah pengingat, seperti Ashabul Kahfi dan pemilik dua kebun. Tujuannya adalah mengarahkan fokus pembaca dari kekayaan dan kesenangan duniawi yang fana menuju penghargaan tertinggi di sisi Allah.
Surat Al-Kahfi ayat 107 secara eksplisit menyebutkan dua syarat utama untuk meraih balasan tertinggi tersebut, yaitu Iman (آمَنُوا) dan Amal Saleh (وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ). Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan dalam konsep Islam.
Iman bukan sekadar pengakuan lisan, melainkan keyakinan hati yang teguh pada keesaan Allah, kenabian Muhammad SAW, hari akhir, takdir, dan semua rukun iman lainnya. Iman ini menjadi fondasi spiritual yang memandu setiap tindakan seseorang. Tanpa iman yang sahih, amal perbuatan—sekalipun terlihat baik di mata manusia—akan sia-sia di hadapan Allah.
Amal saleh adalah manifestasi nyata dari keimanan tersebut. Ini mencakup segala bentuk ketaatan, baik yang bersifat ritual (seperti shalat, puasa, zakat) maupun muamalah (interaksi sosial, menolong sesama, berbuat adil). Ayat ini menekankan bahwa amal yang diterima harus sesuai dengan tuntunan syariat, dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah.
Kata Firdaus merujuk pada tingkatan surga yang paling tinggi dan utama. Dalam berbagai riwayat, Firdaus digambarkan sebagai taman yang paling indah, paling luas, dan paling dekat dengan Rabbul 'Alamin (Tuhan semesta alam). Kata 'nuzulan' (نُزُلًا) berarti tempat persinggahan atau tempat menetap yang disediakan secara khusus.
Ini menunjukkan bahwa balasan bagi orang yang beriman dan beramal saleh bukanlah sekadar "masuk surga," tetapi mendapatkan tempat terbaik di dalamnya. Keindahan janji ini seharusnya menjadi motivasi kuat bagi setiap Muslim untuk terus memperbaiki kualitas ibadahnya dan memperbanyak kontribusi positif bagi lingkungannya, terlepas dari kesulitan atau ujian yang dihadapi di dunia fana.
Fokus utama dari ayat ini adalah penekanan bahwa kenikmatan duniawi bersifat sementara. Kekayaan, kekuasaan, atau kecantikan yang dikejar oleh sebagian orang yang diceritakan dalam surat ini tidak akan dibawa mati. Sebaliknya, yang kekal adalah investasi spiritual berupa iman yang kokoh dan amal jariyah yang terus mengalir pahalanya.
Dengan merenungkan Surat Al-Kahfi ayat 107 ini, seorang mukmin diingatkan untuk selalu menjaga keseimbangan antara urusan dunia (yang harus dilakukan secukupnya) dan persiapan akhirat (yang harus diutamakan). Motivasi terbesar adalah meraih kediaman abadi di Surga Firdaus, tempat di mana tidak ada lagi kesedihan, keletihan, atau kekhawatiran.
Oleh karena itu, ketika kita membaca atau merenungkan ayat ini, kita diingatkan kembali pada esensi tujuan hidup kita: beriman dengan benar, beramal dengan ikhlas, dan berharap penuh atas rahmat Allah untuk mendapatkan kediaman terbaik di sisi-Nya.