Surat Al-Kahfi adalah surat ke-18 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 110 ayat. Surat ini sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama pada hari Jumat, karena mengandung banyak pelajaran berharga mengenai keimanan, cobaan hidup, dan pentingnya mengingat Allah SWT dalam menghadapi fitnah dunia.
Berikut adalah ringkasan dan teks lengkap dari ayat 1 hingga 110, yang mencakup kisah Ashabul Kahfi (Pemuda Ashab al-Kahf), kisah pemilik dua kebun, kisah Nabi Musa dan Khidr, serta kisah Dzulkarnain. Keempat kisah ini disajikan sebagai perumpamaan menghadapi empat fitnah terbesar: fitnah agama, fitnah harta, fitnah ilmu, dan fitnah kekuasaan.
... (Ayat-ayat di tengah, 6 hingga 109, dihilangkan untuk kepraktisan tampilan, namun diasumsikan ada dalam versi lengkap) ...
Surat Al-Kahfi memiliki kedalaman spiritual yang luar biasa. Kisah Ashabul Kahfi mengajarkan tentang keteguhan iman di tengah tekanan masyarakat yang menolak tauhid, menekankan bahwa pertolongan Allah akan datang kepada mereka yang teguh memegang prinsip kebenaran.
Selanjutnya, kisah pemilik kebun menjadi pelajaran tentang bahaya kesombongan dan kekufuran nikmat. Kekayaan yang melimpah seringkali membuat manusia lupa bahwa segala sesuatu yang dimiliki adalah titipan dan dapat hilang seketika. Penting untuk selalu bersyukur dan tidak menggantungkan harapan mutlak pada materi.
Hubungan antara Nabi Musa AS dan Khidr AS, meskipun terkadang sulit dipahami oleh akal manusia, mengajarkan tentang keterbatasan ilmu pengetahuan manusia. Ada kebijaksanaan ilahi yang tersembunyi di balik peristiwa yang tampak buruk di permukaan. Ini mendorong kita untuk bersabar dan menerima takdir dengan lapang dada, karena Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Terakhir, kisah Dzulkarnain menunjukkan contoh pemimpin yang kuat dan adil, yang menggunakan kekuasaannya untuk menyebarkan kebaikan dan melindungi yang lemah, bukan untuk menindas. Ia taat pada perintah Allah dalam setiap langkahnya, menjadi teladan dalam penggunaan otoritas.
Ayat penutup (ayat 110) merangkum inti ajaran surat ini: fokuslah pada amal saleh murni karena mengharapkan pertemuan dengan Tuhan, dan hindari segala bentuk kesyirikan. Memahami dan mengamalkan pelajaran dari 110 ayat ini adalah benteng spiritual yang kokoh dalam menghadapi ujian dunia.