Ilustrasi: Harapan setelah masa sulit.
Surat Al-Insyirah, atau dikenal juga dengan nama Asy-Syarh, adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang sarat makna penghiburan dan motivasi ilahiah. Surat ini diturunkan ketika Rasulullah Muhammad SAW sedang menghadapi cobaan berat dalam berdakwah, di mana beliau merasa letih dan sedikit tertekan oleh penolakan kaum kafir Quraisy. Melalui surat ini, Allah SWT memberikan penegasan, penguatan, dan janji manis yang menjadi sumber kekuatan bagi Nabi Muhammad SAW dan seluruh umat Islam hingga akhir zaman.
Meskipun pertanyaan mengacu pada 'surat al insyirah ayat 21', perlu diketahui bahwa Surat Al-Insyirah hanya terdiri dari delapan ayat. Oleh karena itu, pembahasan ini akan berfokus pada inti pesan yang sangat kuat dalam surat ini, khususnya ayat-ayat yang menjanjikan pelonggaran setelah kesulitan, yang mungkin menjadi inti dari pertanyaan tersebut (Ayat 5 dan 6).
Inti dari keagungan Surat Al-Insyirah terletak pada pengulangan janji kemudahan yang diiringi oleh kesulitan. Ayat 5 dan 6 adalah puncaknya:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Pengulangan (ta'kid) ini bukanlah tanpa alasan. Dalam tradisi retorika Arab, pengulangan sering kali digunakan untuk memberikan penekanan yang mutlak. Allah SWT tidak hanya berjanji bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan, melainkan menekankan bahwa kemudahan itu "bersama" kesulitan tersebut. Ini mengajarkan sebuah paradigma berpikir bahwa musibah, tantangan, atau kesedihan bukanlah akhir, melainkan selalu diikuti—atau bahkan dilekati—oleh jalan keluar dan kelonggaran.
Pemahaman mendalam terhadap ayat ini mengubah cara pandang seorang mukmin terhadap ujian hidup. Kesulitan berfungsi sebagai alat untuk mengasah kesabaran, memperkuat ketakwaan, dan membersihkan dosa. Tanpa adanya kesulitan, nilai kemudahan tidak akan terasa manis. Allah SWT mengaitkan keduanya secara simultan untuk menunjukkan bahwa proses perjuangan itu sendiri adalah bagian dari rahmat-Nya.
Syaikh as-Sa’di menjelaskan bahwa kemudahan yang dimaksud bisa berupa kemudahan di dunia, seperti hilangnya masalah yang dihadapi, atau berupa pahala dan keringanan di akhirat. Yang pasti, janji ini berlaku secara universal bagi setiap kesulitan yang dihadapi dengan iman dan keteguhan hati. Ketika seorang hamba merasa terhimpit, mengingat ayat ini adalah strategi spiritual untuk menaikkan moral dan mengembalikan fokus pada kekuatan Sang Pencipta.
Dalam konteks kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan—mulai dari krisis ekonomi, masalah kesehatan, hingga tekanan sosial—Surat Al-Insyirah berfungsi sebagai penyeimbang psikologis yang vital. Banyak orang modern mencari solusi instan, namun surat ini mengajarkan proses. Kesabaran (sabr) bukanlah pasif menunggu, melainkan aktif berusaha sambil yakin bahwa pertolongan Allah pasti datang setelah upaya maksimal dilakukan.
Selain janji kemudahan, surat ini diawali dengan sebuah anugerah besar: "Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?" (Ayat 1). Kelapangan dada ini adalah karunia spiritual yang memungkinkan Nabi SAW menghadapi semua tekanan duniawi. Kelapangan ini juga tersedia bagi umatnya. Ketika hati terasa sempit karena beban dunia, seorang Muslim diajak untuk kembali mengingat nikmat-nikmat Allah yang telah diterima sebelumnya, yang mana kelapangan dada itu sendiri adalah nikmat yang sering terabaikan.
Surat ini ditutup dengan perintah: "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), maka tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu mengharapkan." (Ayat 8).
Ini adalah instruksi praktis. Ketika satu kesulitan selesai dan kemudahan datang, jangan berpuas diri. Segera alihkan energi dan fokus pada tugas atau ibadah berikutnya, dengan harapan penuh hanya kepada Allah SWT. Surat Al-Insyirah adalah peta jalan spiritual: menghadapi kesulitan dengan lapang dada, menyadari bahwa kemudahan sudah menanti, dan setelah itu, bergerak maju dengan semangat ketaatan yang diperbaharui.
Oleh karena itu, meskipun referensi ayat 21 tidak ada, janji agung yang terkandung dalam Surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6 adalah penegasan bahwa setiap badai pasti reda, dan ketetapan Allah SWT, yaitu 'bersama kesulitan ada kemudahan', adalah prinsip abadi dalam semesta ini.
— Artikel ini membahas makna mendalam dari Surat Al-Insyirah.