Setiap Muslim yang melaksanakan salat wajib maupun sunah pasti tidak akan pernah melewatkan pembacaan Surat Al-Fatihah. Surat ini memiliki posisi yang sangat istimewa dalam Al-Qur'an. Pertanyaan umum yang sering muncul adalah: Surat Al-Fatihah adalah surat yang ke- berapa? Jawabannya sangat jelas dan tegas: **Surat Al-Fatihah adalah surat yang pertama dalam susunan mushaf Al-Qur'an.**
Meskipun secara urutan mushaf ia menempati posisi pertama, keistimewaannya jauh melampaui sekadar penomoran. Surat ini juga dikenal dengan banyak nama lain yang menunjukkan kedudukannya yang tinggi, seperti Ummul Kitab (Induk Al-Qur'an) dan As-Sab’ul Matsani (Tujuh Ayat yang Berulang). Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa Al-Fatihah adalah inti dari ajaran Islam, karena di dalamnya terkandung pujian kepada Allah, pengakuan atas keesaan-Nya, dan permohonan petunjuk jalan yang lurus.
Keutamaan yang Tak Tertandingi dalam Salat
Posisi Al-Fatihah sebagai surat pertama berkorelasi langsung dengan perannya dalam ibadah salat. Tidak sah salat seseorang jika tidak membaca Surat Al-Fatihah—baik imam maupun makmum (dalam mazhab Syafi'i dan Hambali). Hal ini menunjukkan bahwa Al-Fatihah bukan sekadar pembacaan rutin, melainkan rukun esensial. Ketika kita membaca ayat pertama, "Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin" (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam), kita memulai interaksi langsung dengan Sang Pencipta dengan penuh rasa syukur.
Setiap ayatnya adalah dialog antara hamba dan Tuhannya. Ketika seorang hamba mengucapkan "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in" (Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan), Allah SWT menjawab dalam hadis qudsi bahwa bagian itu adalah milik-Nya dan milik hamba-Nya secara bergantian. Ini adalah sebuah kehormatan spiritual yang luar biasa, di mana surat pembuka Al-Qur'an ini menjadi kunci pembuka komunikasi transendental dalam salat.
Mengapa Ia Ditempatkan di Urutan Pertama?
Penempatan Al-Fatihah di awal mushaf bukanlah hasil rekayasa manusia, melainkan penetapan dari Allah SWT melalui wahyu kepada Nabi Muhammad ﷺ. Ada beberapa alasan teologis mengapa Surat Al-Fatihah adalah surat yang ke-1:
- Pondasi Tauhid: Surat ini memuat ringkasan paling padat mengenai konsep tauhid (keesaan Allah), Ar-Rahman, Ar-Rahim, dan Maaliki Yaumid Din. Pondasi ini harus diletakkan di awal sebelum pembahasan lebih lanjut dalam 113 surat berikutnya.
- Persiapan Rohani: Membaca Al-Fatihah mempersiapkan jiwa pembaca untuk menerima dan merenungkan makna-makna mendalam dari seluruh isi Al-Qur'an. Ia adalah 'peta jalan' menuju petunjuk ilahi.
- Pengantar Wahyu: Sebagai mukadimah, ia berfungsi sebagai pembuka yang memuji Sang Pemberi Wahyu sebelum lembaran-lembaran kalam ilahi disajikan satu per satu.
Oleh karena itu, ketika kita merujuk pada Al-Qur'an, kita tahu bahwa petunjuk pertama dan paling fundamental telah disajikan di halaman terdepan. Keistimewaan ini menegaskan bahwa Al-Fatihah adalah surat yang tak tergantikan, fondasi dari ibadah kita, dan pintu gerbang menuju pemahaman akan keseluruhan Al-Qur'an. Ia adalah pelita yang memandu setiap Muslim dalam kegelapan dunia.