Surat Ad-Dhuha merupakan salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang memiliki tempat istimewa di hati umat Islam. Surat ini terletak pada urutan ke-93 dan termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yakni surat yang diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah. Kehadiran surat ini sangat signifikan karena menjadi penghibur dan peneguh hati Rasulullah SAW di masa-masa awal dakwah yang penuh kesulitan dan tantangan.
Ilustrasi Cahaya Pagi dan Wahyu
Surat Ad-Dhuha: Berapa Ayat?
Untuk menjawab pertanyaan mengenai jumlah ayat dalam Surat Ad-Dhuha, kita merujuk langsung pada mushaf Al-Qur'an standar.
Meskipun singkat, kandungan maknanya sangat dalam dan menyentuh aspek psikologis serta spiritual. Surat ini dimulai dengan sumpah Allah SWT atas waktu Dhuha (pagi menjelang siang) dan malam ketika ia gelap (malam hari). Sumpah ini berfungsi untuk menegaskan kebenaran janji dan rahmat yang akan disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Konteks Penurunan dan Pesan Utama
Riwayat menyebutkan bahwa turunnya Surat Ad-Dhuha disebabkan oleh jeda turunnya wahyu selama beberapa waktu, yang membuat Nabi Muhammad SAW merasa sedih dan khawatir. Dalam kegelisahan tersebut, turunlah surat ini untuk meyakinkan beliau bahwa Allah tidak meninggalkan dan membencinya. Ayat-ayat berikutnya memberikan jaminan penghiburan yang luar biasa.
Ayat-ayat ini menekankan bahwa masa depan akan jauh lebih baik daripada masa lalu yang sulit. Allah berfirman, "dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan." (QS. Ad-Dhuha: 4). Ini adalah janji kenabian yang kemudian terwujud sempurna dengan penaklukan Mekkah dan kemenangan Islam.
Pelajaran dari Setiap Ayat
Setiap dari 11 ayat ini membawa pesan yang relevan bagi setiap mukmin yang sedang menghadapi kesulitan:
- Janji Perlindungan Awal: Allah bersumpah atas waktu pagi dan malam, menunjukkan kekuasaan-Nya yang meliputi segala waktu.
- Penghapusan Keraguan: Meyakinkan Nabi bahwa Rabb-nya tidak meninggalkan dan tidak pula membenci beliau.
- Harapan Masa Depan: Memberi kepastian bahwa akhir kehidupan duniawi (kemuliaan kenabian) akan lebih baik dari permulaannya.
- Rahmat yang Terus Mengalir: Allah menegaskan bahwa Dia akan memberikan karunia kepada Nabi hingga beliau ridha (merasa puas dan bahagia).
- Mengingat Kasih Sayang Awal: Pengingat bahwa Allah telah menjaga beliau sejak yatim piatu, memberi perlindungan dan petunjuk.
- Kebaikan Terhadap Kaum Dhuafa: Ayat ini kemudian menjadi landasan bagi umat Islam untuk senantiasa memuliakan anak yatim dan selalu bersyukur.
- Panggilan untuk Bersyukur: Penutup surat adalah perintah untuk selalu menceritakan nikmat Allah yang telah dianugerahkan.
Oleh karena itu, Surat Ad-Dhuha (yang hanya terdiri dari 11 ayat) bukan hanya sekadar bacaan pendek, tetapi merupakan fondasi pengharapan dan pilar keteguhan iman. Surat ini mengajarkan bahwa di balik setiap kesulitan dan jeda ilahi, terdapat janji kemenangan dan rahmat yang lebih besar yang sedang disiapkan oleh Sang Pencipta. Bagi seorang Muslim, surat ini adalah antibodi spiritual dari keputusasaan.