Surah Al-Lail (Malam), merupakan surah ke-92 dalam susunan mushaf Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah, diturunkan sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Nama surah ini diambil dari kata "Al-Lail" (Malam) yang muncul pada ayat pertamanya.
Inti utama yang dibahas dalam Surah Al-Lail adalah tentang perbedaan jalan hidup manusia, konsekuensi dari setiap pilihan mereka, serta janji Allah SWT akan balasan setimpal bagi mereka yang bertakwa dan berbuat baik, terutama dalam konteks kedermawanan (infaq) di jalan Allah.
Surah ini dimulai dengan sumpah Allah SWT terhadap fenomena alam yang kontras, yang menjadi dasar pembagian nasib manusia:
Sumpah ini menunjukkan kekuasaan Allah dalam mengatur alam semesta. Malam datang menutupi kegelapan, memberikan ketenangan bagi makhluk untuk beristirahat, sebagai kontras dari siang yang penuh aktivitas. Kontras ini melambangkan dua jalan yang dihadapi manusia.
Siang hari yang terang menandakan kejelasan dan kesempatan untuk berusaha. Ayat-ayat selanjutnya memperjelas bahwa setiap usaha yang dilakukan di bawah naungan malam atau terang siang akan diperhitungkan.
Ayat 5 hingga 11 membahas tentang dua tipe manusia berdasarkan orientasi hidup mereka. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan perbedaan jalan bagi hamba-Nya, baik jalan kesalehan maupun kesesatan. Kunci untuk menempuh jalan kebahagiaan dijelaskan melalui sifat kedermawanan dan ketakwaan.
Ini adalah gambaran sosok yang mendahulukan bekal akhirat daripada kesenangan duniawi. Ia membelanjakan hartanya bukan karena ingin dilihat manusia, melainkan murni karena iman dan ketakutan kepada Allah SWT.
Tindakan infaqnya disertai keyakinan penuh terhadap janji Allah berupa balasan yang jauh lebih baik (Al-Husna). Balasan bagi mereka dijanjikan kemudahan:
Sebaliknya, ayat 8 hingga 10 menggambarkan kondisi orang yang kikir dan merasa cukup dengan dirinya sendiri, menolak untuk bersyukur atau berinfak:
Bagi tipe ini, Allah mengancam akan memudahkan baginya jalan menuju kesengsaraan (Al-'Usra), yaitu jalan yang penuh kesulitan dan berakhir pada azab neraka. Ayat ini menjadi pengingat keras bahwa kekayaan dan kemandirian semu di dunia tidak berarti apa-apa tanpa ketaatan kepada Sang Pencipta.
Surah Al-Lail secara keseluruhan mengajarkan prinsip dasar Islam mengenai pertanggungjawaban amal. Ada beberapa poin utama yang dapat kita ambil dari perenungan surah Al Lail ayat demi ayat:
Dengan merenungkan setiap ayat dalam Surah Al-Lail, seorang Muslim didorong untuk meninjau kembali prioritas hidupnya, memastikan bahwa segala tindakan, terutama kedermawanan, dilakukan dengan niat murni untuk meraih ridha Allah SWT dan Surga-Nya.