تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ
1. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia.
2. Tidaklah berguna baginya harta benda dan apa yang telah ia usahakan.
3. Kelak ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).
4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar,
5. Yang lehernya diikat dengan tali dari sabut (neraka).
Surah Al-Lahab, meskipun pendek, mengandung beberapa aturan tajwid penting yang harus diperhatikan untuk memastikan bacaan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Mempelajari tajwid membantu membedakan huruf dan menjaga keaslian Al-Qur'an.
Perhatikan ayat pertama: تَبَّتْ يَدَا. Huruf تْ (Ta marbutoh dengan sukun) bertemu ي (Ya) dibaca dengan jelas, ini termasuk Idzhar Syafawi jika kita memperlakukannya sebagai Nun mati, namun di sini lebih tepatnya adalah hukum Iqlab atau Idgham tergantung pada konteks bacaan dan kaidah spesifik (dalam kasus ini, sering dibaca dengan Idgham Bila Ghunnah jika ada nun sukun, namun pada lafadz ini fokus pada pengucapan huruf).
Ayat kedua: وَمَا كَسَبَ. Di sini terdapat Idgham Syamsiyah pada kata وَمَا karena huruf setelahnya (Mim) memiliki harakat, namun yang lebih utama adalah hukum Madd Thobi'i pada Alif setelah Mim (مَا) dibaca sepanjang dua harakat.
Hukum Madd sangat dominan dalam surah ini:
Perhatikan pengucapan huruf Rā' (ر). Pada kata نَارًا (Nāran), huruf Ra' dibaca dengan Tarqiq (tipis) karena didahului oleh harakat fathah (Fathah tanwin).
Perhatikan Ghunnah (dengung) pada Mimi atau Nuni bertasydid. Ayat 4, حَمَّالَةَ. Meskipun ini adalah Syaddah pada huruf Ha, namun jika ada Nun atau Mim bertasydid, dengungan wajib dilakukan selama dua harakat.
Pada ayat 3, نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ, lafadz Allah tidak ada, namun perlu diperhatikan huruf-huruf tebal (Isti'la) seperti ص (Shod) pada سَيَصْلَىٰ. Huruf ini harus dibaca tebal (montok) tanpa terkecuali.
Surah Al-Lahab (juga dikenal sebagai Al-Masad) adalah salah satu surah pendek di Juz Amma yang memiliki fokus kisah spesifik, yaitu tentang Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW, yang terkenal sangat memusuhi dakwah Islam. Mempelajari surah ini tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an melalui tajwid, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang konsekuensi dari permusuhan terhadap kebenaran dan akibat buruk dari kesombongan dan kekikiran duniawi. Setiap ayatnya adalah pengingat akan keadilan Allah SWT. Dengan memahami tajwidnya, pembaca memastikan bahwa makna dan keindahan bacaan tetap terjaga otentik.
Menguasai hukum-hukum tajwid dasar pada surah pendek seperti Al-Lahab adalah langkah fundamental bagi setiap Muslim yang ingin memperbaiki kualitas ibadahnya dalam membaca Al-Qur'an.