Surah Al-Kahfi (Gua) adalah surah ke-18 dalam Al-Qur'an. Surah ini sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama pada hari Jumat, karena mengandung banyak pelajaran penting mengenai keimanan, ujian kehidupan, dan pentingnya tawakal kepada Allah SWT. Teks berikut menyajikan ayat-ayat pilihan dari Surah Al-Kahfi beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.
Ilustrasi visualisasi gua dan perlindungan.
Segala puji bagi Allah, Yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya (Muhammad), dan Dia tidak menjadikan di dalamnya kebengkokan sedikit pun.
(Kitab) yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang keras dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapatkan pahala yang baik.
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan untuk memperingatkan orang-orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak."
(Ingatlah) ketika para pemuda itu berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan sediakanlah bagi kami petunjuk yang benar dalam urusan kami!"
Dan katakanlah, "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin beriman, hendaklah ia beriman; dan barangsiapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang yang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti leburan logam yang mendidih yang menghanguskan wajah. Seburuk-buruk minuman dan seburuk-buruk tempat peristirahatan.
Dan barangsiapa berpaling dari ingatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." Dia berkata, "Ya Tuhanku, mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku adalah seorang yang dapat melihat?"
Surah Al-Kahfi menawarkan empat kisah utama sebagai perumpamaan ujian dalam kehidupan: kisah Ashabul Kahfi (ujian agama dan perlindungan iman), kisah pemilik kebun (ujian harta dan kesombongan), kisah Nabi Musa dan Khidr (ujian ilmu dan hikmah ilahi), serta kisah Dzulkarnain (ujian kekuasaan dan keadilan). Membaca dan merenungkan maknanya membantu seorang muslim memperkuat fondasi spiritualnya dalam menghadapi godaan duniawi, fitnah Dajjal, serta persiapan menghadapi hari kebangkitan. Keutamaan besar yang dijanjikan bagi pembacanya pada hari Jumat adalah cahaya yang menerangi antara dua Jumat.