Kajian Surah Al-Kahfi Ayat 104

Pengantar Ayat

Surah Al-Kahfi, yang berarti "Gua", adalah salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an dan memiliki kedudukan istimewa di kalangan umat Islam, terutama karena anjuran membacanya setiap hari Jumat. Ayat ke-104 dari surah ini memberikan peringatan mendasar mengenai hakikat kehidupan dunia dan amalan yang bernilai di sisi Allah SWT.

Ayat ini seringkali dikutip dalam konteks mengingatkan manusia agar tidak tertipu oleh kesenangan sesaat duniawi. Peringatan ini sangat relevan di tengah arus modernisasi dan materialisme yang semakin kuat, di mana banyak manusia lupa akan tujuan akhir penciptaan mereka.

Ilustrasi Peringatan Dunia dan Akhirat Dunia Akhirat Waktu Berlalu

Teks Surah Al-Kahfi Ayat 104

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا ﴿١٠٤﴾

Qul hal nunabbi'ukum bil-akhsarīna a'mālan (104)

Katakanlah (Muhammad), "Apakah Kami akan memberitahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"

Ayat ini berfungsi sebagai pertanyaan retoris yang sangat kuat. Sebelum menjelaskan siapa mereka, Allah SWT melalui lisan Nabi Muhammad SAW memberikan pengantar yang bertujuan memancing kesadaran pendengar dan pembaca.

Penjelasan Mendalam (Tafsir)

Ayat 104 ini adalah jembatan menuju ayat-ayat berikutnya (ayat 105-106) yang menjelaskan secara gamblang mengenai siapa saja golongan yang amalannya paling merugi. Pertanyaan "Hal nunabbi'ukum" (Apakah Kami akan memberitahukan kepadamu) menekankan urgensi informasi yang akan disampaikan.

Siapakah "Al-Akhsarīna A'mālan"?

Orang yang paling merugi dalam konteks ayat ini adalah mereka yang secara lahiriah tampak melakukan banyak perbuatan, namun perbuatan tersebut sia-sia dan tidak bernilai di sisi Allah. Mereka adalah:

  1. Orang yang tertipu oleh ilusi dunia: Mereka mengejar kesenangan dunia, jabatan, harta, dan pujian manusia, namun melalaikan bekal untuk kehidupan abadi (akhirat).
  2. Amal Tanpa Landasan Syariat: Perbuatan baik yang dilakukan tanpa landasan keikhlasan kepada Allah atau tidak sesuai dengan tuntunan yang dibawa oleh Rasulullah SAW, meskipun terlihat mulia di mata manusia, akan menjadi nol (hangus).
  3. Kesyirikan dan Kekafiran: Tentu saja, amalan yang paling merugi adalah kekafiran dan perbuatan syirik, karena Allah tidak akan mengampuni dosa syirik jika pelakunya meninggal di atasnya.

Kerugian terbesar bukanlah pada hilangnya harta benda, melainkan pada hilangnya kesempatan untuk mendapatkan keridhaan Allah dan Surga-Nya. Mereka telah menghabiskan seluruh energi hidupnya untuk sesuatu yang fana dan akan segera lenyap.

Relevansi Kontemporer

Dalam kehidupan modern, konsep "amal yang merugi" ini bisa menjelma dalam bentuk pencarian validasi sosial yang berlebihan (melalui media sosial), mengejar profit tanpa memedulikan etika, atau kesibukan duniawi yang membuat kita melupakan shalat dan tadarus Al-Qur'an.

Ayat 104 ini berfungsi sebagai alarm. Sebelum kita tergolong dalam kelompok yang dirugikan itu, Allah memberikan kesempatan untuk introspeksi: Apakah usaha dan kerja keras kita selama ini telah diletakkan di timbangan yang tepat? Apakah pondasi iman kita cukup kuat untuk menahan guncangan dunia?

Memahami Surah Al-Kahfi, khususnya ayat 104, mendorong kita untuk memprioritaskan amal saleh yang kekal, yang dibangun di atas iman yang kokoh dan amal yang ikhlas. Hanya dengan cara itulah kita terhindar dari kerugian yang dijanjikan oleh ayat ini.

🏠 Homepage