Surah Al Fil Urutan Ke: Kisah Perlindungan Ka'bah

KB Penghancuran Pasukan Gajah

Ilustrasi visualisasi kisah Surah Al Fil.

Posisi Surah Al Fil dalam Al-Qur'an

Surah Al Fil (الفيل), yang berarti "Gajah", menempati posisi yang sangat spesifik dalam susunan mushaf Al-Qur'an. Surah ini adalah surat ke-105, dan merupakan salah satu surah pendek yang berada di Juz ke-30 (Juz 'Amma).

Ketika kita membahas surah Al Fil urutan ke berapa, jawabannya tegas: surat ke-105. Surah ini terletak tepat sebelum Surah Al Quraisy (Surah ke-106), yang ironisnya, sering dianggap sebagai kelanjutan atau konsekuensi langsung dari peristiwa yang diceritakan dalam Surah Al Fil. Urutan ini menunjukkan kesinambungan narasi kenabian, di mana perlindungan Allah terhadap Ka'bah (terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW) membuka jalan bagi kemakmuran suku Quraisy yang menjaga Ka'bah.

Sebagai surah Makkiyah, Al Fil diturunkan di Mekkah sebelum Hijrah. Keberadaannya yang berada di akhir urutan surah-surah pendek memberikan penekanan pada mukjizat dan pertolongan ilahi yang terjadi di awal sejarah Islam, mengingatkan kaum muslimin tentang kekuatan tak terbatas Allah SWT.

Kisah di Balik Nama Surah

Surah Al Fil terbilang unik karena isinya seluruhnya mengisahkan satu peristiwa sejarah yang monumental, yakni upaya penghancuran Ka'bah oleh Raja Abrahah dari Yaman.

Pada masa itu, Abrahah membangun sebuah gereja besar (Qullais) di Sana'a, Yaman, yang sangat megah, dengan tujuan mengalihkan pusat ibadah orang Arab dari Mekkah ke gerejanya. Ketika ia mengetahui bahwa orang-orang Arab, termasuk pemuka Quraisy, tetap melakukan ibadah haji ke Ka'bah, Abrahah merasa tersinggung dan berambisi untuk menghancurkan bangunan suci tersebut. Ia mengerahkan pasukan besar yang dilengkapi dengan gajah perang—sebuah kekuatan militer yang belum pernah disaksikan sebelumnya di Semenanjung Arabia.

Tujuan mereka jelas: meratakan Ka'bah dengan tanah. Namun, ketika pasukan tersebut tiba di lembah Mekkah, Allah mengirimkan bantuan yang tidak terduga.

Ayat-Ayat Keajaiban: Pertolongan dari Langit

Inti dari Surah Al Fil terletak pada ayat 3 hingga 5, di mana Allah menunjukkan kemahakuasaan-Nya melalui kehancuran total pasukan Abrahah.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Tuhanmu telah melakukan terhadap pasukan bergajah?

Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka sia-sia?

Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong,

Yang melempari mereka dengan batu (dari tanah yang keras),

Sehingga Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Burung-burung kecil, yang dalam tafsir disebut sebagai burung Ababil, datang dari segala penjuru. Masing-masing membawa tiga batu kecil—satu di paruh dan dua di cakar mereka. Ketika batu-batu tersebut mengenai pasukan gajah dan tentaranya, mereka tidak hanya mati, tetapi tubuh mereka hancur luluh, seolah-olah sudah dimakan ulat. Ini adalah bukti nyata bahwa kekuatan militer terbesar pun tidak berarti di hadapan kehendak Allah.

Signifikansi Historis dan Keagamaan

Peristiwa ini terjadi pada tahun yang dikenal sebagai 'Amul Fil (Tahun Gajah). Keajaiban ini menjadi salah satu penanda utama zaman Jahiliyah yang menegaskan kemuliaan Ka'bah dan menjadi pertanda kenabian bagi Muhammad SAW, yang lahir pada tahun yang sama.

Sebagai surah yang menempati urutan ke-105, Al Fil berfungsi sebagai pengingat historis bahwa meskipun musuh datang dengan kekuatan material luar biasa, perlindungan Allah bagi rumah-Nya dan para Nabi-Nya adalah mutlak. Ini memberikan pelajaran penting bagi umat Islam, bahwa dalam menghadapi kesulitan besar, pertolongan Allah akan datang melalui jalan yang sering kali tidak terduga, bahkan melalui makhluk yang tampak paling lemah sekalipun, seperti burung kecil.

Fokus Al Fil juga memberikan landasan bagi kemakmuran Quraisy yang diabadikan dalam Surah Al Quraisy setelahnya. Karena Ka'bah selamat, suku Quraisy tetap menjadi penjaga pusat ibadah, yang kelak menjadi titik tolak penyebaran Islam ke seluruh dunia.

🏠 Homepage