Memahami Urutan Standar dalam Mushaf Al-Qur'an
Ilustrasi: Urutan setelah Al-Fatihah adalah Al-Baqarah.
Pertanyaan mengenai setelah surat Al-Fatihah adalah surat apa seringkali muncul dalam benak setiap muslim yang baru mulai mendalami Al-Qur'an. Al-Fatihah, yang merupakan surat pembuka dan dinamakan Ummul Kitab (Induk Al-Kitab), memiliki kedudukan yang sangat agung. Ia wajib dibaca dalam setiap rakaat shalat fardhu maupun sunnah.
Secara definitif, berdasarkan susunan yang telah dibukukan dalam Mushaf Al-Qur'an (yang diyakini berdasarkan ketetapan Rasulullah SAW), surat yang menempati posisi persis setelah surat Al-Fatihah adalah surat Al-Baqarah.
Al-Baqarah, yang berarti "Sapi Betina", adalah surat terpanjang dalam Al-Qur'an, terdiri dari 286 ayat. Surat ini merupakan surat Madaniyah, diturunkan setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Perbedaan lokasi penurunan surat ini (Makkah vs Madinah) seringkali memengaruhi tema dan cakupan ayatnya. Jika Al-Fatihah pendek, padat, dan fokus pada pengenalan tauhid, pujian, dan permohonan petunjuk, maka Al-Baqarah hadir untuk memberikan landasan hukum, peraturan kehidupan bermasyarakat, kisah-kisah historis, dan penjelasan mendalam mengenai syariat Islam.
Penempatan surat-surat dalam Al-Qur'an (yang dikenal sebagai tartib mushafi) memiliki hikmah yang mendalam, meskipun penamaan dan pengurutan surat-surat setelah Al-Fatihah tidak sepenuhnya berdasarkan kronologi turunnya wahyu (tartib nuzuli). Urutan ini ditetapkan oleh Allah melalui Rasul-Nya.
Setelah seorang hamba memohon petunjuk kepada Allah melalui tujuh ayat ringkas nan agung dalam Al-Fatihah, jawaban berupa petunjuk rinci dan penerapan praktisnya disajikan dalam Al-Baqarah. Al-Baqarah berfungsi sebagai fondasi hukum. Ia membahas berbagai aspek penting, mulai dari keimanan kepada hal-hal gaib, perintah shalat, puasa, haji, hingga hukum waris, muamalah (transaksi), dan perintah untuk berjihad. Keberadaan Al-Baqarah sebagai surat kedua menegaskan bahwa setelah mengakui keesaan Allah dan meminta bimbingan-Nya, langkah selanjutnya adalah menerapkan pedoman hidup yang komprehensif.
Penting untuk dipahami bahwa susunan surat dalam Al-Qur'an yang kita pegang saat ini adalah tartib mushafi (urutan dalam mushaf). Urutan ini berbeda dengan tartib nuzuli (urutan turunnya wahyu). Surat pertama yang diturunkan secara keseluruhan diyakini adalah Al-'Alaq (ayat 1-5), sedangkan surat Al-Fatihah sendiri turun secara bertahap dan paripurna di Madinah.
Surat Al-Baqarah, meskipun merupakan surat terpanjang, sebagian besar diturunkan setelah Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah. Penempatan surat-surat panjang yang mengandung hukum-hukum mendasar di awal (setelah pembuka) menunjukkan prioritas syariat dalam kehidupan komunitas Muslim yang baru terbentuk di Madinah. Dengan demikian, jawaban tegas mengenai apa yang ada setelah surat Al-Fatihah adalah surat Al-Baqarah, sesuai dengan Mushaf Utsmani yang menjadi standar global saat ini.
Surat Al-Baqarah memiliki keistimewaan tersendiri. Rasulullah SAW bersabda bahwa membacanya di rumah akan mengusir setan. Selain itu, dua ayat terakhir dari surat ini (Ayat Kursi dan ayat penutup Al-Baqarah) memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Ayat Kursi sendiri adalah ayat paling agung dalam Al-Qur'an.
Memahami bahwa Al-Baqarah mengikuti Al-Fatihah memberikan konteks bahwa iman yang benar harus diikuti dengan pengetahuan syariat yang luas dan komitmen untuk mengamalkannya. Al-Fatihah adalah doa, sementara Al-Baqarah adalah panduan pelaksanaannya. Urutan ini memastikan bahwa seorang muslim memulai ibadahnya dengan pemurnian hati dan diakhiri dengan pendalaman tata cara beragama yang benar.
Singkatnya, apabila Anda membuka Mushaf dan selesai membaca Al-Fatihah, lembaran berikutnya akan menampilkan permulaan dari surat Al-Baqarah, menandai dimulainya eksplorasi hukum dan cerita umat terdahulu yang kaya hikmah.