Ilmu dan Cahaya Setelah Tadarus Al-Kahfi
Membaca Surah Al-Kahfi, terutama pada hari Jumat, merupakan salah satu amalan sunnah yang memiliki kedudukan sangat tinggi dalam Islam. Surah ini adalah benteng pelindung dari fitnah Dajjal di akhir zaman, sekaligus memberikan ketenangan jiwa selama masa-masa penuh ujian. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: setelah surah Al Kahfi selesai dibaca, apa yang seharusnya kita lakukan? Apakah bacaan tersebut lantas berakhir begitu saja?
Keutamaan membaca Al-Kahfi tidak berhenti pada akhir ayat terakhirnya. Justru, momen setelah menyelesaikan bacaan panjang ini adalah kesempatan emas untuk mengamalkan dan meresapi makna yang terkandung di dalamnya. Proses membaca seharusnya menjadi jembatan, bukan tujuan akhir.
Surah Al-Kahfi menyimpan empat kisah utama: Ashabul Kahfi (pemuda gua), pemilik kebun yang sombong, kisah Nabi Musa dan Khidir, serta kisah Dzulkarnain. Setelah surah Al Kahfi usai dibaca, langkah terpenting adalah merefleksikan pelajaran dari setiap kisah tersebut. Bagaimana kita menghadapi fitnah harta (pemilik kebun)? Bagaimana kita menyikapi ujian kesabaran (Nabi Musa dan Khidir)? Bagaimana kita menggunakan kekuatan yang dimiliki (Dzulkarnain)?
Tadabbur (merenung) adalah kunci agar cahaya perlindungan yang dijanjikan benar-benar masuk ke dalam perilaku kita. Jika hanya dibaca tanpa direnungkan, amalan tersebut berpotensi menjadi sekadar ritual tanpa dampak transformatif.
Hari Jumat adalah hari yang sangat istimewa, di mana terdapat satu waktu mustajab untuk berdoa. Banyak ulama menyebutkan bahwa waktu mustajab tersebut berdekatan dengan waktu setelah shalat Ashar. Oleh karena itu, setelah surah Al Kahfi selesai dibaca, manfaatkan sisa waktu yang ada untuk beristighfar, bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan memanjatkan doa-doa terbaik untuk diri sendiri, keluarga, dan umat Islam secara umum.
Menggabungkan amalan yang mengandung cahaya (Al-Kahfi) dengan amalan yang meninggikan derajat (Shalawat) akan melipatgandakan potensi terkabulnya permohonan kita di hadapan Allah SWT. Jangan biarkan momen kekhusyukan yang tercipta dari tadarus sirna tanpa dimanfaatkan untuk bermunajat.
Janji perlindungan dari fitnah Dajjal tidak hanya berlaku pada hari Jumat saat kita membaca, melainkan sebagai bekal spiritual untuk menghadapi godaan sepanjang minggu ke depan. Setelah surah Al Kahfi selesai dibaca, kita harus berkomitmen untuk menjaga integritas iman. Ini berarti menjauhi hal-hal yang dapat menggelapkan hati, seperti ghibah (bergosip), riya’ (pamer), dan kesombongan.
Fitnah modern bisa berupa informasi palsu, kesenangan duniawi yang menyesatkan, atau godaan untuk menyimpang dari jalan lurus. Dengan bekal cahaya Al-Kahfi, seorang muslim diharapkan memiliki mata batin yang tajam untuk membedakan mana yang haq dan mana yang batil.
Beberapa riwayat lain menganjurkan amalan pelengkap pada hari Jumat. Meskipun fokus utama adalah Al-Kahfi, melengkapi hari Jumat dengan sunnah lain adalah penyempurnaan ibadah. Selain Al-Kahfi, amalan yang sangat dianjurkan setelah surah Al Kahfi selesai adalah memperbanyak membaca shalawat. Selain itu, mandi Jumat, memakai pakaian terbaik, menggunakan wewangian (bagi laki-laki), dan mendatangi shalat Jumat dengan tenang juga menjadi bagian penting dari kemuliaan hari tersebut.
Singkatnya, membaca Al-Kahfi adalah membuka pintu perlindungan. Apa yang kita lakukan setelah itu adalah memastikan pintu itu tetap terbuka dengan mempraktikkan ilmu yang kita peroleh dan memperkuat hubungan kita dengan Allah melalui doa dan ibadah lainnya. Jangan anggap tugas telah selesai hanya karena tilawah usai; justru itulah permulaan komitmen spiritual baru.