Surat Al-Kafirun adalah surat ke-109 dalam Al-Qur'an yang memiliki keutamaan besar, terutama dalam menegaskan prinsip tauhid dan pembebasan diri dari kekufuran. Rasulullah ﷺ sangat menganjurkan pembacaannya, terutama dalam salat sunah rawatib seperti qabliyah Subuh dan ba'diyah Maghrib. Namun, setelah membaca surat yang mulia ini, muncul pertanyaan mendasar: apa amalan atau apa yang seharusnya dilakukan sesudah Surat Al-Kafirun?
Secara umum, amalan yang dilakukan sesudah membaca surat apa pun dalam Al-Qur'an di luar bacaan wajib salat adalah mengikuti tata cara ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Dalam konteks salat sunah atau fardhu, setelah salam, seorang Muslim dianjurkan untuk berzikir, berdoa, dan beristighfar. Tidak ada amalan spesifik yang secara eksklusif terikat harus dilakukan segera setelah membaca Al-Kafirun, kecuali dalam konteks shalat di mana ia merupakan bagian dari rangkaian bacaan.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai apa yang dilakukan setelahnya, penting untuk memahami mengapa surat ini begitu dianjurkan. Surat Al-Kafirun sering disebut sebagai surat pembebasan (baro’ah). Rasulullah ﷺ bersabda bahwa membaca surat ini setara dengan membaca seperempat Al-Qur'an. Ini menunjukkan betapa kuatnya pesan tauhid yang terkandung di dalamnya: "Katakanlah: 'Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.'" (QS. Al-Kafirun: 1-6).
Karena keutamaan tersebut, banyak ulama menyarankan pembacaan surat ini secara konsisten, baik dalam salat fardhu maupun sunah, terutama pada waktu-waktu tertentu.
Ilustrasi prinsip pemisahan dalam tauhid.
Jika pembacaan Surat Al-Kafirun terjadi dalam konteks salat (misalnya, sebagai rakaat kedua setelah Al-Fatihah), maka amalan yang dilakukan sesudah Surat Al-Kafirun adalah melanjutkan shalat hingga selesai, kemudian diakhiri dengan salam. Setelah salam, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sunnah-sunnah pasca-shalat.
Amalan yang paling utama setelah salam adalah berzikir. Ini mencakup membaca tasbih (Subhanallah) 33 kali, tahmid (Alhamdulillah) 33 kali, dan takbir (Allahu Akbar) 33 kali. Setelah itu, melengkapinya dengan bacaan "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadir" sekali. Ritual ini sangat ditekankan karena pahalanya besar dan berfungsi sebagai penyempurna kekurangan dalam salat fardhu.
Salah satu zikir yang sangat dianjurkan setelah salat wajib adalah membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255). Rasulullah ﷺ bersabda bahwa siapa pun yang membacanya setelah salat, tidak ada yang menghalanginya untuk masuk surga selain kematian.
Setelah selesai berzikir, dianjurkan untuk membaca doa perlindungan, seperti membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas sebanyak satu kali (atau tiga kali setelah salat Maghrib dan Subuh). Doa-doa ini memohon perlindungan dari segala keburukan dan gangguan.
Surat Al-Kafirun adalah deklarasi spiritual yang kuat mengenai batasan dan penegasan keimanan. Oleh karena itu, tindakan yang logis dan terpuji sesudah Surat Al-Kafirun—dalam makna spiritual yang lebih luas—adalah menginternalisasi maknanya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti hidup dalam ketaatan penuh kepada Allah (Tauhid) sambil menjaga batasan yang jelas dari segala bentuk penyimpangan akidah.
Implikasi dari surat ini adalah konsistensi dalam ibadah. Jika kita menyatakan "untukku agamaku" dengan jelas melalui pembacaan ini, maka setelah itu kita harus membuktikan kebenaran pernyataan tersebut melalui kualitas salat kita, cara kita berinteraksi dengan sesama, dan integritas kita dalam beramal. Amalan pasca-pembacaan surat ini adalah perwujudan dari komitmen yang telah kita nyatakan.
Dengan demikian, tidak ada ritual tambahan yang spesifik terikat pada akhir surat Al-Kafirun, melainkan penyempurnaan ibadah dengan zikir dan doa yang dianjurkan Rasulullah ﷺ, serta komitmen untuk mengamalkan inti ajaran surat tersebut dalam setiap aspek kehidupan seorang Muslim.