Representasi visual seragam dinas Korpri era sebelumnya.
Setiap organisasi memiliki simbol visual yang kuat, dan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia, seragam Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) adalah penanda identitas profesionalisme dan pengabdian. Namun, jauh sebelum model seragam yang kita kenal saat ini, terdapat desain klasik yang kini menjadi nostalgia: **seragam Korpri lama**. Seragam ini tidak hanya sekadar pakaian kerja, melainkan juga cerminan dari periode sejarah birokrasi Indonesia yang berbeda.
Perubahan desain seragam Korpri seringkali mengikuti dinamika tata kelola pemerintahan dan keinginan untuk menampilkan citra yang lebih modern atau sesuai dengan perkembangan zaman. Seragam Korpri lama, khususnya yang digunakan pada dekade 90-an hingga awal 2000-an, cenderung memiliki karakteristik yang lebih formal dan konservatif dibandingkan dengan beberapa varian yang muncul setelahnya. Warna biru tua yang khas tetap menjadi benang merah, namun potongan, bahan, hingga detail atribut seringkali berbeda.
Salah satu aspek yang paling diingat dari **seragam Korpri lama** adalah detail pada kemeja atau blazer. Seringkali, desainnya menampilkan kemeja dengan kerah yang lebih kaku dan penggunaan atribut lencana yang lebih menonjol. Penggunaan bahan juga mungkin berbeda, memberikan tekstur dan 'jatuh' yang berbeda pula ketika dikenakan. Bagi para pensiunan atau PNS senior, seragam ini membawa memori tentang awal mula karier mereka, tantangan masa itu, dan atmosfer kantor di era tersebut.
Seragam bukan hanya soal mode; ia adalah bagian dari dokumentasi visual sejarah kelembagaan. Ketika kita berbicara tentang **seragam Korpri lama**, kita berbicara tentang memori kolektif. Bagi mereka yang pernah mengabdi mengenakan seragam tersebut, pakaian itu menjadi saksi bisu perjuangan mencapai target-target birokrasi di masa lampau. Ada rasa bangga tersendiri saat mengenang masa-masa ketika seragam tersebut menjadi simbol otoritas dan pelayanan publik yang dominan.
Meskipun saat ini telah berlaku standar seragam baru, **seragam Korpri lama** tetap memiliki tempat istimewa. Pada acara-acara tertentu, terutama reuni atau peringatan hari besar Korpri, tidak jarang terlihat para anggota yang mengenakan kembali varian lama tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah. Estetika desain lama ini seringkali dianggap lebih 'tegas' dan 'klasik' oleh sebagian masyarakat.
Secara umum, komponen utama seragam dinas Korpri lama meliputi kemeja atau blouse berwarna biru tua, dipadukan dengan bawahan (celana atau rok) berwarna gelap. Yang membedakan adalah penempatan dan jenis lencana, serta mungkin adanya emblem di lengan yang mengalami penyesuaian desain seiring waktu. Aksesori seperti dasi (bagi pria) atau kerudung/tutup kepala juga memiliki desain spesifik yang melekat pada periode penggunaan seragam tersebut.
Penggantian seragam merupakan bagian dari upaya penyegaran citra institusi pemerintah. Namun, warisan dari **seragam Korpri lama** ini tetap relevan sebagai pengingat bahwa birokrasi terus berevolusi. Desain yang lebih baru mungkin bertujuan untuk memberikan kenyamanan yang lebih baik atau menyesuaikan dengan citra Indonesia yang lebih dinamis dan terbuka. Namun, pesan inti dari pengabdian ASN—yang diwakili oleh warna biru Korpri—tetap abadi melintasi berbagai versi seragam.