Surat Al-Lahab (Api Neraka)

Ilustrasi terkait api dan kehancuran Api Kehancuran
Surat Al-Lahab (مسد)

(Terbakar Habis)

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ 1

Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar (dia) binasa!

مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ 2

Tidak berguna lagi baginya hartanya dan apa yang telah ia usahakan.

سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ 3

Ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ 4

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar,

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ 5

di lehernya ada tali dari sabut.

Penjelasan Singkat Surat Al-Lahab

Surat Al-Lahab adalah surat ke-111 dalam urutan mushaf Al-Qur'an, terdiri dari 5 ayat pendek, dan termasuk golongan surat Makkiyah (diturunkan di Mekkah). Surat ini merupakan salah satu surat yang paling tegas dalam Al-Qur'an mengenai ancaman hukuman Allah SWT terhadap individu tertentu yang terang-terangan memusuhi Islam.

Nama surat ini diambil dari kata "Lahab" yang berarti "api yang menyala-nyala", yang disebutkan pada ayat ketiga. Ayat-ayat ini secara spesifik ditujukan kepada Abu Lahab (Utsman bin Abdil Muttalib), paman Nabi Muhammad SAW, dan istrinya, Ummu Jamil binti Harb.

Abu Lahab dikenal sangat membenci dan menghalangi dakwah keponakannya, Nabi Muhammad SAW. Ia sering menyakiti Nabi secara fisik maupun lisan. Ayat pertama, "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar (dia) binasa!", adalah doa laknat yang turun langsung dari Allah SWT sebagai balasan atas kekejian Abu Lahab. Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari permusuhan terhadap risalah kenabian.

Ayat kedua menjelaskan bahwa segala kekayaan dan usaha yang dikumpulkan Abu Lahab, termasuk pengaruh sosialnya, tidak akan menyelamatkannya dari azab Allah. Ini adalah pelajaran universal bahwa harta duniawi tidak berarti di hadapan pertanggungjawaban akhirat.

Ayat ketiga dan keempat menjelaskan nasibnya: ia akan masuk neraka dengan api yang bergejolak. Tidak ketinggalan, istrinya, Ummu Jamil, juga mendapat ancaman serupa. Ummu Jamil dikenal karena sering menyebarkan duri dan kotoran di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad SAW. Ia dijuluki sebagai "pembawa kayu bakar" (hammalatal hatab), yang secara harfiah bisa diartikan sebagai penyebar fitnah dan penghalang, atau secara metaforis, ia akan menjadi bahan bakar bagi api neraka suaminya.

Ayat terakhir menambahkan detail mengerikan mengenai siksaan istrinya: di lehernya akan dikalungkan tali yang terbuat dari sabut (serat kasar), menunjukkan penghinaan dan siksaan berat yang menanti orang-orang yang menentang kebenaran dengan gigih.

Secara keseluruhan, Surat Al-Lahab memberikan peringatan keras tentang konsekuensi dari kekafiran yang disertai dengan permusuhan aktif terhadap Islam dan Rasul-Nya. Surat ini menegaskan prinsip keadilan ilahi di mana setiap tindakan, baik atau buruk, akan mendapatkan balasan setimpal di Hari Penghisaban. Ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu menjauhi sikap permusuhan dan menyebarkan kebencian terhadap ajaran Allah.

🏠 Homepage