Tanaman Aglonema, atau yang sering disebut Sri Rejeki, adalah salah satu tanaman hias populer di Indonesia karena corak daunnya yang eksotis dan kemampuannya untuk memberikan nuansa segar di dalam ruangan. Namun, merawat Aglonema tidak selalu mudah. Salah satu masalah paling umum yang dihadapi para pencinta tanaman ini adalah ketika Aglonema mulai menunjukkan gejala layu. Daun yang tadinya tegap dan penuh warna tiba-tiba terkulai, kehilangan kilau, dan bahkan bisa menguning.
Kondisi layu pada Aglonema jarang terjadi tanpa sebab. Biasanya, ini adalah respons tanaman terhadap stres lingkungan atau kesalahan dalam perawatan. Untuk menyelamatkan Aglonema kesayangan Anda, penting sekali untuk mengidentifikasi akar masalahnya. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai penyebab tanaman Aglonema layu dan bagaimana cara mengatasinya.
Kesalahan dalam mengatur frekuensi dan jumlah penyiraman adalah biang keladi nomor satu mengapa Aglonema layu. Ada dua ekstrem yang sama-sama merusak:
Paradoksnya, terlalu banyak air seringkali menjadi penyebab utama Aglonema layu, bukan kekurangan. Ketika media tanam terlalu jenuh air, akar tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini menyebabkan akar mulai membusuk (root rot). Akar yang busuk tidak mampu lagi menyerap nutrisi dan air secara efektif, sehingga daun tampak layu meskipun media basah. Ciri utamanya adalah daun mulai menguning dari bagian bawah, dan batang terasa lembek.
Meskipun Aglonema menyukai kelembapan, periode kekeringan yang terlalu lama juga menyebabkan stres. Daun akan mulai mengeriting, tampak kempis, dan akhirnya layu karena kekurangan cairan untuk mempertahankan turgiditas selnya.
Media tanam memegang peranan krusial dalam drainase dan aerasi (pertukaran udara) di sekitar akar. Aglonema membutuhkan media yang gembur, porous, dan cepat kering namun tetap mampu menahan kelembapan yang cukup. Jika Anda menggunakan media yang terlalu padat (misalnya tanah kebun murni), air akan menggenang dan memicu pembusukan akar, yang berujung pada tanaman layu.
Aglonema adalah tanaman tropis yang menyukai cahaya terang namun tidak langsung (indirect light). Paparan sinar matahari langsung, terutama pada siang hari yang terik, dapat menyebabkan daun Aglonema terbakar dan cepat layu karena kehilangan terlalu banyak air melalui transpirasi secara instan.
Selain itu, suhu ekstrem juga berpengaruh. Aglonema tidak tahan terhadap suhu dingin yang mendadak atau paparan angin AC yang terus-menerus. Perubahan suhu drastis dapat mengejutkan sistem tanaman dan memicu gejala layu.
Beberapa hama seperti tungau laba-laba (spider mites) atau kutu putih dapat menyerang Aglonema. Hama ini menghisap cairan dari daun, menyebabkan area yang diserang menjadi kusam, bintik-bintik, dan akhirnya layu karena kekurangan nutrisi internal.
Penyakit jamur atau bakteri, yang seringkali muncul akibat kelembapan berlebih dan sirkulasi udara buruk, juga menjadi penyebab lain tanaman kehilangan vitalitasnya.
Setelah mengidentifikasi penyebabnya, tindakan korektif harus segera dilakukan:
Kesabaran adalah kunci dalam merawat Aglonema. Setelah melakukan intervensi, berikan waktu bagi tanaman untuk memulihkan diri. Dengan penyesuaian perawatan yang tepat berdasarkan penyebab layu, Aglonema Anda akan kembali segar dan menawan.