Salat adalah tiang agama, dan salah satu rukun yang paling mendasar dalam setiap rakaat salat adalah membaca surat Al-Fatihah. Surah ini, yang terdiri dari tujuh ayat, memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam, bahkan disebut sebagai Ummul Kitab (Induk Al-Qur'an).
Keutamaan dan Status Hukum Al-Fatihah
Dalam konteks salat, pembukaan membaca al fatihah bukan sekadar formalitas, melainkan pilar utama. Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidak sah salat seseorang yang tidak membaca surat Al-Fatihah." Hadis ini menegaskan bahwa ketiadaan Al-Fatihah membatalkan kesahihan salat tersebut. Oleh karena itu, setiap Muslim wajib menguasainya dan membacanya dengan tartil (perlahan dan benar) saat berdiri dalam salat.
Al-Fatihah memuat inti ajaran tauhid, pujian kepada Allah SWT, pengakuan akan hari pembalasan, serta permohonan petunjuk jalan yang lurus. Ketika seorang hamba membacanya, ia sedang melakukan dialog langsung dengan Rabb-nya. Allah SWT menjawab setiap ayat yang dibaca hamba-Nya, kecuali ayat ‘Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in’ (Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan), yang dijawab Allah, "Ini adalah antara Aku dan hamba-Ku dua bagian, dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta."
Tata Cara Memulai Pembacaan
Proses sebelum pembukaan membaca al fatihah diawali dengan niat yang tulus dan takbiratul ihram. Setelah takbiratul ihram (mengucapkan 'Allahu Akbar' sambil mengangkat tangan), imam atau makmum memulai salat dengan membaca doa iftitah (sunnah), namun yang wajib segera dilakukan setelah itu adalah membaca Ta'awwudz dan Basmalah.
1. Membaca Ta'awwudz
Sebelum memulai bacaan Al-Fatihah, dianjurkan (sunnah) untuk membaca Ta'awwudz, yaitu:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
(A’udzu billahi minasy syaithanir rajim)
Artinya: Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Tujuannya adalah memohon perlindungan agar setan tidak mengganggu kekhusyukan saat berdialog dengan Allah SWT.
2. Membaca Basmalah
Setelah Ta'awwudz, dilanjutkan dengan Basmalah:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
(Bismillahirrahmanirrahim)
Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum Basmalah di awal Al-Fatihah dalam salat jahriyah (salat yang dibaca keras seperti Maghrib, Isya, Subuh). Mayoritas ulama mazhab Syafi'i mewajibkan pembacaan Basmalah dengan suara keras bersamaan dengan ayat pertama Al-Fatihah. Sementara mazhab Hanafi dan Hanbali menganggapnya sunnah dan biasanya dibaca pelan sebelum Al-Fatihah dimulai.
Kekhusyukan dalam Setiap Huruf
Setelah Basmalah, barulah seluruh rangkaian pembukaan membaca al fatihah dimulai dengan ayat pertama: Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin. Penting bagi setiap Muslim untuk tidak terburu-buru dalam membacanya.
Kesalahan umum saat membaca Al-Fatihah adalah terlalu cepat (hathth) atau memotong-motong ayat. Kekhusyukan dicapai ketika kita menyadari arti setiap kata yang kita lafalkan. Misalnya, ketika mengucapkan 'Maaliki Yawmid-Deen', kita harus menghadirkan kesadaran bahwa hanya Allah satu-satunya pemilik hari pembalasan.
Dalam salat berjamaah, makmum disunnahkan untuk diam dan mendengarkan bacaan imam, namun tetap wajib membaca Al-Fatihah jika imam tidak membacanya atau jika salatnya adalah salat sirriyah (dzuhur dan ashar).
Memperbaiki bacaan Al-Fatihah sama pentingnya dengan menegakkan rukun salat lainnya. Jika terjadi kesalahan fatal yang mengubah makna ayat (misalnya, salah harakat pada kata-kata kunci), hal itu memerlukan sujud sahwi atau pengulangan salat, tergantung parahnya kesalahan tersebut. Ini menunjukkan betapa vitalnya penguasaan materi pembacaan ini.
Representasi Visual Dialog Salat
Bayangkan proses ini sebagai sebuah penghormatan tertinggi. Sebelum memulai dialog penting dengan Sang Pencipta, kita membersihkan diri dari gangguan duniawi melalui ta’awwudz, menyucikan niat melalui basmalah, dan kemudian memperkenalkan diri dan tujuan kehadirat-Nya melalui tujuh ayat agung Al-Fatihah.
Kesimpulannya, pembukaan membaca al fatihah adalah gerbang menuju kekhusyukan dan validitas salat. Memahami tata cara, keutamaan, serta menghadirkan hati saat melafalkannya akan meningkatkan kualitas ibadah kita secara signifikan.