Ketika Anda mengetik atau mengucapkan "Ok Google Surat Al-Lail", Anda sedang mencari informasi mengenai surat ke-92 dalam susunan mushaf Al-Qur'an. Surat ini tergolong Makkiyah, diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Nama "Al-Lail" sendiri berarti "Malam", diambil dari kata pertama dalam surat ini.
Surat Al-Lail memiliki 21 ayat dan membahas tema utama mengenai perbedaan nasib antara orang yang bersedekah dan orang yang kikir, serta keagungan Allah SWT yang menciptakan siang dan malam sebagai manifestasi kuasa-Nya. Pemahaman mendalam terhadap surat ini sangat penting karena ia mengandung prinsip dasar amal jariyah dan ketakwaan.
Berikut adalah penggalan awal surat Al-Lail yang sangat penting sebagai sumpah Allah SWT atas fenomena alam:
1. Demi malam apabila menutupi (siang),
2. Dan siang apabila terang benderang,
3. Dan penciptaan laki-laki dan perempuan,
4. Sesungguhnya usaha kamu pasti berbeda-beda.
Ayat-ayat ini membuka pembahasan dengan penegasan atas kekuasaan Tuhan dalam menciptakan siklus alam semesta yang saling berganti. Sumpah ini digunakan untuk menguatkan poin utama surat, yaitu bahwa meskipun Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan (laki-laki dan perempuan, malam dan siang), usaha dan jalan hidup manusia sangatlah bervariasi.
Setelah bersumpah, Allah SWT langsung mengaitkannya dengan perilaku manusia dalam mencari rezeki dan beribadah. Bagian tengah surat ini membagi manusia menjadi dua kelompok besar berdasarkan sikap mereka terhadap harta dan kedermawanan:
Ayat 8-10 sangat tegas dalam menjelaskan hal ini: "Adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (kayalah), dan mendustakan pahala yang terbaik (surga), maka kelak Kami akan memudahkan baginya jalan menuju kesukaran." Kontras ini menunjukkan bahwa kekayaan materi tidak menjamin kebahagiaan; yang menentukan adalah bagaimana harta itu digunakan di jalan Allah.
Surat Al-Lail ditutup dengan menegaskan bahwa urusan memberi petunjuk dan menunjukkan jalan yang benar adalah tugas mutlak Allah. Manusia tidak perlu khawatir tentang rezeki jika sudah berusaha maksimal di jalan ketaatan.
Allah SWT berfirman bahwa tidak ada seorang pun yang berhak menerima nikmat kecuali karena mencari keridhaan Tuhannya. Dan sungguh, Allah akan menganugerahkan karunia-Nya kepada orang yang diridai-Nya. Hal ini menjadi penenang bagi jiwa yang telah berkorban di dunia, meyakinkan mereka bahwa pengorbanan itu tidak akan sia-sia di sisi Rabbul 'Alamin.
Secara keseluruhan, ketika mencari "Ok Google Surat Al-Lail," Anda menemukan sebuah nasihat agung tentang prioritas hidup: menjadikan ketaatan kepada Allah sebagai motivasi utama dalam segala tindakan, bukan semata-mata akumulasi duniawi.