Visualisasi simbolis terkait pemain Arsenal.
Ketika penggemar Arsenal membicarakan transfer berprofil tinggi dan potensi yang belum terpenuhi, nama Nicolas Pépé sering kali muncul dalam diskusi. Meskipun seringkali disederhanakan menjadi "N'Pepe" dalam percakapan cepat di media sosial, sang pemain sayap Pantai Gading ini tiba di Emirates Stadium sebagai rekor pembelian klub pada saat itu. Kedatangannya membawa ekspektasi besar; sebuah taruhan besar dari manajemen Arsenal untuk mengembalikan kejayaan di kancah domestik maupun Eropa. Menganalisis perjalanan N'Pepe di Arsenal memerlukan pemahaman konteks transfernya yang monumental, tantangan adaptasi, dan bagaimana ia akhirnya meninggalkan jejaknya di klub London Utara tersebut.
Nicolas Pépé didatangkan dari Lille OSC dengan mahar sekitar £72 juta. Angka ini tidak hanya memecahkan rekor transfer Arsenal tetapi juga menempatkannya di jajaran pemain termahal di Liga Primer Inggris. Beban yang menyertai angka tersebut sangatlah berat. Ia diharapkan menjadi motor serangan, seorang dribbler ulung yang mampu membongkar pertahanan rapat, mirip dengan beberapa legenda sayap Arsenal di masa lalu. Pada musim pertamanya, meskipun menunjukkan kilasan-kilasan individualitas yang memukau—terutama kemampuan kakinya yang ajaib dan kecepatan akselerasi—konsistensi adalah tantangan utama.
Kritik sering kali berpusat pada efisiensi di sepertiga akhir lapangan. Meskipun menciptakan peluang dan melakukan tembakan, persentase konversi golnya sering kali di bawah standar yang diharapkan dari seorang pemain dengan harga sebesar itu. Ini adalah dilema umum bagi pemain baru di Liga Primer: kecepatan dan intensitas permainan Inggris sering kali membutuhkan masa adaptasi yang lebih lama daripada yang diizinkan oleh harga transfer mereka.
Peran N'Pepe di bawah manajer yang berbeda menunjukkan bagaimana taktik tim sangat memengaruhi kontribusi pemain sayap. Pada awalnya, ia sering dipasang di sisi kanan, memaksa dia untuk memotong ke dalam dengan kaki kirinya yang dominan. Namun, dalam beberapa sistem, ia kesulitan beradaptasi dengan tuntutan pertahanan yang ketat di bawah tekanan tinggi. Perkembangan taktis Arsenal, terutama di bawah Mikel Arteta, cenderung mengutamakan pergerakan yang lebih terstruktur dan disiplin posisi.
Meskipun demikian, kontribusi Pépé tidak bisa diabaikan sepenuhnya. Ia menjadi pemain penting dalam beberapa momen krusial, termasuk dalam kampanye Piala FA yang sukses. Saat mendapatkan menit bermain reguler, ia sering kali menjadi pembeda dengan kemampuan satu lawan satu yang langka di skuad saat itu. Namun, persaingan ketat dengan Bukayo Saka, yang berkembang pesat, semakin membatasi peluang utama bagi Pépé untuk membuktikan nilai jangka panjangnya.
Pada akhirnya, perjalanan Nicolas Pépé di Arsenal berakhir dengan peminjaman dan kemudian transfer permanen keluar dari klub. Kisah N'Pepe sering digunakan sebagai studi kasus di dunia sepak bola modern tentang bagaimana investasi besar tidak selalu menjamin kesuksesan instan, terutama ketika ada ketidaksesuaian antara harapan pasar dan perkembangan pemain di lapangan.
Bagi Arsenal, transfer ini mengajarkan pelajaran penting mengenai penilaian bakat, tekanan harga, dan pentingnya kesabaran manajerial. Meskipun ia mungkin tidak memenuhi label "pemain pemecah rekor," warisan Pépé tetap menjadi bagian dari sejarah Arsenal modern—sebuah periode penuh harapan besar yang dibalut dengan kenyataan pahit adaptasi dan persaingan yang ketat. Para penggemar akan selalu mengingat momen-momen magisnya, walau dalam rentang waktu yang lebih singkat dari yang diharapkan.