Dalam studi linguistik, terutama morfologi, pemahaman mengenai morfem adalah kunci untuk mengungkap bagaimana bahasa dibangun. Morfem sering disebut sebagai unit terkecil dalam ujaran yang memiliki makna atau fungsi gramatikal. Ia tidak dapat dibagi lagi menjadi unit yang lebih kecil yang masih bermakna. Analogi sederhananya, jika huruf adalah pembangun kata, maka morfem adalah pembangun makna dalam kata tersebut.
Memahami morfem membantu kita menganalisis struktur internal kata, proses pembentukan kata (word formation), serta variasi bentuk yang dimiliki suatu leksikon dalam sebuah bahasa. Tanpa morfem, kalimat yang kita ucapkan hanyalah rangkaian bunyi tanpa struktur internal yang koheren.
Morfem diklasifikasikan berdasarkan dua kriteria utama: berdasarkan status keberadaannya dan berdasarkan fungsi leksikal atau gramatikal yang dibawa.
Ini adalah pembagian paling mendasar dalam morfologi:
'makan', 'rumah', atau 'cepat'. Mereka memiliki makna leksikal yang jelas.me-, -kan, atau di-.Klasifikasi ini melihat peran morfem dalam memberikan makna:
'buku', 'lari'.-lah (penegas), per- (perubahan).Proses penggabungan morfem inilah yang menghasilkan kekayaan kosakata dalam bahasa. Kata majemuk (compound words) terbentuk dari gabungan morfem bebas (misalnya: 'kaki' + 'tangan' = 'kakitangan'). Namun, proses yang lebih sering terjadi adalah derivasi (pembentukan kata baru) dan infleksi (perubahan bentuk kata tanpa mengubah kelas kata).
Misalnya, kata 'membaca' terdiri dari dua morfem:
me-: Morfem terikat (prefiks) yang memiliki fungsi gramatikal untuk membentuk verba aktif.baca: Morfem bebas yang membawa makna leksikal (aksi membaca).Sementara itu, kata 'pelajaran' terdiri dari:
pe-: Morfem terikat yang berfungsi membentuk nomina pelaku/hasil.ajar: Morfem bebas yang berarti proses belajar.-an: Morfem terikat yang melengkapi pembentukan nomina.Dalam analisis ini, kita melihat bahwa morfem adalah fondasi struktural yang memungkinkan kata bertransisi dari makna dasar menjadi makna yang lebih spesifik sesuai kebutuhan komunikasi.
Studi tentang morfem sangat vital karena beberapa alasan. Pertama, ia membantu kita memahami produktivitas bahasa—bagaimana penutur dapat menciptakan kata-kata baru yang valid secara gramatikal dari stok morfem yang ada. Kedua, dalam pemrosesan bahasa alami (NLP) di bidang komputasi, dekomposisi kata menjadi morfem (stemming atau lemmatization) adalah langkah awal yang krusial.
Dengan mengidentifikasi morfem, kita dapat memahami akar permasalahan dari kata yang kompleks. Misalnya, dalam kata 'diperhitungkan', dengan memecahnya menjadi di-, per-, hitung, -kan, kita segera mengetahui bahwa kata ini adalah verba pasif yang berasal dari kata dasar 'hitung' dan telah mengalami proses derivasi ganda.
Ilustrasi sederhana: Morfem Terikat + Morfem Bebas + Morfem Terikat = Kata Baru.
Secara ringkas, morfem adalah elemen bahasa terkecil pembawa makna. Baik ia berdiri sendiri (bebas) maupun terikat sebagai imbuhan, morfem memainkan peran fundamental dalam membentuk kata, mengatur tata bahasa, dan memperkaya ekspresi linguistik kita. Analisis morfematis adalah jembatan antara bunyi (fonologi) dan makna (semantik) dalam arsitektur bahasa.